ULASAN FILM

Mencerna 'Neraka' Pikiran Robert Langdon

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Kamis, 13 Okt 2016 17:22 WIB
Film ke-tiga yang diadaptasi dari novel Dan Brown, Inferno masih dibintangi Tom Hanks sebagai profesor ikonik Robert Langdon.
Cuplikan film Inferno yang dibintangi oleh Tom Hanks dan Felicity Jones. (Dok. Columbia Pictures/Imagine Entertainment)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketika Robert Langdon muncul pertama kali di layar lebar pada 2006 melalui The Da Vinci Code, karakter profesor simbologi Harvard itu langsung ikonik.

Aksinya memecahkan kode ditunggu, selain kisah film yang menggemparkan umat Kristiani itu sendiri. Langdon, yang juga identik dengan sosok Tom Hanks, tampil kembali dalam Angel & Demons pada 2009. Ia makin bikin penasaran.

Kini Langdon kembali, dalam kasus yang berbeda dibanding dua film sebelumnya. Karakter itu masih diperankan oleh Hanks dan ‘dibimbing’ Ron Howard. Tapi aksi Langdon lebih berbahaya. Ia harus berurusan dengan 'neraka.’

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Inferno merupakan novel ke-empat dari serial Robert Langdon yang dikarang Dan Brown. Novel yang rilis pada 2013 tersebut menjadi salah satu buku laris versi New York Times dan mendapat banyak pujian dari kritikus novel.

Dalam Inferno, yang berasal dari kata latin bermakna neraka, Brown mengambil latar dari kumpulan puisi karya penyair Italia abad ke-14, Dante Alighieri.

Dalam puisi itu Dante yang menyusuri sembilan lapisan neraka untuk bertemu dengan Tuhan. Puisi-puisi itu pula lah yang menyeret Langdon hingga terbangun dan terkejut menemui tubuhnya terbaring di rumah sakit di Florence, Italia.

"Neraka bagi Langdon dalam film ini adalah kedua sisi dari pikiran dan pengalaman fisiknya karena ia didera sakit di kepala dan ia tersiksa mengetahui fakta tidak mengetahui apa yang terjadi," tutur Hanks mengisahkan.

Ditemani dokter muda cantik Sierra Brooks yang diperankan 'istri Stephen Hawkings,’ Felicity Jones Langdon memulai petualangan bak dua serial lainnya.

Menyusuri berbagai teka-teki. Teka-teki yang diterima Langdon ternyata memaksanya untuk berjuang lebih jauh. Ia harus menyelamatkan umat manusia dari rencana sinting ilmuwan genius bernama Bertrand Zobrist.

Zobrist menciptakan sebuah penyakit terinspirasi dari wabah Black Death yang pernah melanda Eropa di abad ke-14. Rencana sintingnya menyisakan waktu hanya 24 jam bagi Langdon untuk menghentikan dan menyelamatkan umat manusia.

Langdon harus berburu dengan waktu untuk menemukan wabah tersebut di tengah rasa sakit dan bayangan akan neraka yang kerap melintas di kepalanya.

Bagi mereka yang sudah khatam novel Inferno, penggambaran Brown akan lokasi dan kejadian yang dilakukan oleh Howard sudah cukup membuat puas. Namun menghimpun 600 halaman lebih cerita menjadi film berdurasi dua jam memang jadi tantangan tersendiri.

David Koepp sebagai penulis naskah memotong cukup banyak penjelasan detail dalam setiap teka-teki yang ditemukan Langdon. Film pun terasa lompat-lompat. Itu tidak akan jadi masalah bagi pembaca setia Brown. Tapi bagi yang belum membaca, akan kesulitan memahami apa yang dilakukan Langdon dan Brooks.

Bila memang keputusan memotong demi menghemat durasi, alasan tersebut bisa saja dimaafkan. Namun sutradara Howard justru menambah bumbu romansa untuk ‘menambal’ durasi. Dari sisi bisnis, agar film lebih humanis dan laris, itu bisa dipahami. Apalagi novel Brown bisa dibilang ‘kering’ sentuhan cinta.

[Gambas:Youtube]

Namun perombakan kisah tersebut justru dinilai melenceng pesan Brown sesungguhnya yang tersirat dari kisah novel. Meski begitu, keputusan Howard untuk menggunakan lebih banyak sudut pandang sang profesor patut diberi acungan jempol. Penonton jadi merasa lebih dekat dengan karakter Langdon.

Imaji kengerian neraka dan sakit yang dirasa oleh Langdon terbantu dengan baik oleh teknologi CGI yang digunakan. Usaha eksperimental Howard dan tim ini memang cenderung berbeda dibandingkan dengan The Da Vinci Code dan Angel & Demons yang masih bertitik berat pada upaya Langdon memecahkan misteri.

Film Inferno sudah dirilis perdana di Florence, kampung halaman Dante, pada 8 Oktober lalu dan akan dirilis di seluruh dunia pada 28 Oktober mendatang.

Dengan iming-iming kisah The Da Vinci Code dan Angel & Demons hanyalah sebuah permulaan, Inferno sangat diharapkan mendapatkan pendapatan lebih tinggi dibanding dua serial sebelumnya, yaitu US$758,2 juta dan U$485,9 juta. (rsa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER