Jakarta, CNN Indonesia -- Sepanjang perhelatannya, penghargaan Nobel Sastra hampir selalu mengalami pro dan kontra. Begitu juga, tahun ini.
Penetapan penyanyi dan penulis lagu asal Amerika Serikat, Bob Dylan sebagai peraih Nobel Sastra pada Kamis, menimbulkan reaksi beragam dari publik. Ada yang memberi pujian, dan tak sedikit juga yang bertanya-tanya serta menuding juri telah salah pilih.
Sepanjang perhelatannya, baru kali ini Nobel Sastra diberikan pada musisi, atau penyanyi dan penulis lagu. Di samping itu, Bob Dylan juga menjadi musisi pertama anggota Rock and Roll Hall of Fame yang meraih Nobel dalam kategori sastra.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Swedish Academy beralasan, penetapan Dylan sebagai pemenang kategori sastra karena dia dianggap berkontribusi dalam 'menciptakan ekspresi sajak baru dalam tradisi lagu Amerika.' Alasan ini masih ternyata belum cukup buat publik percaya, setidaknya tampak dari reaksi yang muncul di media sosial tak lama setelah pengumuman itu dibacakan.
Mengutip
Huffington Post, sejumlah cuitan di Twitter menghadirkan pro dan kontra yang mempertanyakan alasan pemberian Nobel Sastra pada Dylan.
Dari jajaran yang memberi pujian, ada Salman Rushdie dan Lin Manue Miranda. Keduanya merayakan pemberian Nobel Sastra kali ini. Rushdie, dalam cuitannya menganggap juri Nobel telah meluaskan bidang sastra, dan menganggap lagu dan sajak memiliki hubungan sangat dekat.
Sementara, Miranda menganggap Dylan akan menjadi pembuka pintu bagi penulis lagu lainnya untuk memiliki kesempatan yang sama di masa mendatang.
Masih bernada sama, Isaac Fitzgerald mengaku tak kaget dan kesal dengan kemenangan Dylan. Karena, menurutnya, batas lirik lagu dan sastra dianggapnya tak jauh beda.
Namun, bukan berarti Dylan diterima dengan lapang dada oleh pihak lainnya. Kontroversi masih terjadi di Nobel kali ini. Dari puluhan cuitan itu, beberapa di antaranya mempertanyakan pertimbangan juri, dan menganggap Dylan lebih pas di bidang musik, atau setidaknya kategori khusus yang diberikan padanya, bukan sastra.
Hari Kunzru, dan Meytal Radzinksi adalah dua diantara yang menganggap Dylan lebih banyak berkontribusi dalam bidang musik, daripada sastra. Ada juga yang menganggap ini sebagai sebuah candaan para juri Nobel.
Salah satu yang keberatan juga menulis, bahwa Dylan dianggap sebagai penulis lagu pop, dan pop bukanlah bentuk seni sastra yang tinggi, dan patut diberi Nobel.
Gary Shteyngart, lebih tajam menyindir kalau juri Nobel Sastra tahun ini sepertinya menganggap membaca buku itu berat.
Jodi Picoult, novelis best-seller, seperti dilansir
New York Times, menuliskan cuitannya, "Saya turut berbahagia untuk Bob Dylan, tapi apakah ini artinya saya bisa menang Grammy?", ujarnya dengan hashtag.
Sepertinya, kemenangan Dylan meraih Nobel Sastra 2016 masih akan jadi perbincangan.
(rah)