Jakarta, CNN Indonesia -- Penyanyi dan penulis lagu Bob Dylan akhirnya buka suara dan menyampaikan kesannya terhadap Nobel Sastra yang ia terima.
Setelah sempat bungkam selama dua pekan, dan tak mengangkat telpon dari panitia Nobel sehingga dinilai arogan, pria berusia 75 tahun itu mengatakan dirinya akan hadir dalam malam penyerahan penghargaan yang akan digelar pada Desember mendatang.
Ungkapan itu ia sampaikan pada
Telegraph, seperti dilansir pada Sabtu (29/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ditanyai apakah ia akan hadir pada acara yang digelar di Stockholm itu, ia pun menjawab: "Ya, tentu saja," kata dia, "Jika semuanya memungkinkan."
Dylan pun mengaku meraih Nobel adalah suatu hal yang tak pernah ia sangka sebelumnya.
Meskipun namanya kerap masuk dalam daftar kandidat penerima Nobel dalam beberapa tahun, akan tetapi tetap saja sebagai peraih Nobel Sastra bukan sesuatu yang ia bayangkan bisa terjadi.
Ketika pertama kali mendengar bahwa ia memenangkan Nobel tersebut, Dylan sempat bingung. "Sungguh sangat luar biasa. Siapapun bermimpi akan menerimanya bukan?" ujarnya setengah bertanya.
Jika benar demikian, kenapa selama ini sejak diumumkan sebagai peraih Nobel ia tak mengeluarkan komentar?
Jean-Paul Sartre terkenal karena menolak penghargaan itu pada 1964. Sementara Dylan dalam beberapa waktu terakhir tampak seolah menolak keberadaan Nobel yang ia terima, dengan berdiam diri tanpa komentar.
Spekulasi pun terjadi apakah Dylan mau menerima Nobel atau tidak. Pada malam setelah pengumuman, Dylan sempat tampil di Las Vegas tapi tidak menyebutkan sama sekali mengenai Nobel yang ia terima.
Sepekan setelahnya, ada kalimat 'peraih Nobel Sastra' muncul di situs pribadinya, bersamaan dengan promosi buku baru akan lirik lagu miliknya. Akan tetapi itu pun kemudian dihapus lagi sehari setelahnya.
Segera setelah itu, muncul berbagai komentar di stasiun televisi Swedia, di antaranya penulis dan anggota akademi Per Wastberg yang kemudian menyebut Dylan 'tak sopan dan arogan'.
Bagi Dylan reaksi itu sangatlah berlebihan.
"Inilah saya, di sini sekarang," ujarnya seolah memberikan tanda bahwa ia dapat dihubungi kapan saja.
Dylan memang karakter yang susah ditebak. Dan bukan rahasia umum lagi bahwa ia termasuk yang tak begitu suka dengan media. Dia berhubungan dengan media dengan caranya sendiri.
Spekulasi dalam dua pekan terakhir tentang bungkamnya akan Nobel yang ia terima, itu tak lebih dari karakternya yang cukup radikal. Ia seorang yang tak bisa didikte dan termasuk dalam hal Nobel.
Mengenai kemenangannya di bidang sastra, Dylan mengatakan, biarkan publik yang menilai cara kerja akademi.
"Saya biarkan orang menilai. Saya tidak pantas menilai. Saya tidak memiliki pendapat akan itu."
Tentang apakah liriknya kemudian dianggap sebagai sebuah sajak, Dylan menilai beberapa dari lirik lagunya seperti halnya karya penyair Yunani, Homer.
"Saya kira begitu dalam beberapa hal, beberapa lagu seperti Blind Willie, The Ballad of Holllis Brown, Joey, A Hard Rain, Hurricane dan lainnya, ada muatan Homer didalamnya," ujar dia.
Sara Danius, sekretaris Swedish Academy sewaktu pengumuman Nobel Sastra mengungkapkan bahwa Dylan telah berkontribusi dalam melahirkan gaya puitis baru dalam tradisi lagu Amerika.
Terkait hal ini, Dylan mengatakan, dirinya sangat menghargai dirinya sebagai musisi pertama yang mendapatkan Nobel Sastra.
"Kabar akan penghargaan Nobel itu membuat saya takjub dan kehilangan kata-kata," ujarnya seperti dikutip dari
The Guardian. Nnbel Foundation, yang merilis detil percakapan antara Dylan dan Danius pada Jumat lalu, mengungkapkan bahwa belum dipastikan apakah Dylan juga akan hadir dalam program acara yang diusung selama pekan Nobel di Stockholm pada Desember mendatang.
Nobel Foundation menambahkan bahwa mereka akan mengumumkan lagi jika ada informasi lebih jauh.
(rah)