Jakarta, CNN Indonesia -- Enam belas tahun sebelum pemilihan presiden Amerika Serikat hari ini mengumumkan kemenangan Donald Trump, serial tivi The Simpsons telah lebih dulu memprediksinya.
Taipan yang identik dengan rambut bantalnya itu telah diprediksi akan menjadi salah satu pemimpin dunia bebas.
Premis 'ajaib' itu ditampilkan dalam salah satu episode The Simpsons yang berjudul
Bart to The Future pada awal tahun 2000 silam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Serial kartun satir ini juga sempat mengolok Trump pada salah satu episode mereka tahun lalu, tak lama setelah Trump mengumumkan bakal berpartisipasi dalam pencalonan presiden.
Meski pernah memprediksi hal itu, namun Eksekutif Produser The Simpsons, James L. Brooks, ternyata sangat terkejut ketika hasil penghitungan hari ini merealisasikan prediksinya. Lewat akun twitternya, Brooks menunjukkan rasa kagetnya.
"F*** mengecewakan!" katanya lewat akun twitter bernama @canyonjim.
Dalam salah satu episode pada tahun 2000 itu, Lisa Simpsons digambarkan duduk di Ruang Oval, Gedung Putih, dan dikelilingi beberapa penasihat.
Dia menyebut, pemerintah AS diwarisi krisis anggaran oleh Presiden Trump. Sosok Lisa digambarkan mirip dengan Hillary Clinton, yang mengenakan setelan jas dengan rambut tersisir rapih ke belakang.
"Kita telah diwarisi krisis anggaran dari Presiden Trump. Seberapa buruk itu Sekretaris van Houten?" tanya Lisa kepada karakter Millhouse.
Pada saat Donald Trump digadang-gadang maju dalam pemilihan presiden dari Partai Republik, beberapa bulan lalu, penulis The Simpsons Dan Greaney juga sempat mengatakan kepada
Hollywood Reporter, bahwa episode belasan tahun lalu adalah peringatan untuk Amerika.
"Itu memang prediksi yang logis sebelum (Amerika) benar-benar hancur. Prediksi itu terjadi sama seperti visi Amerika yang kian menggila," katanya seperti dilansir
Mirror.
Meski begitu, Greaney menegaskan sosok Lisa yang duduk di Ruang Oval menunjukkan sosok wanita yang ingin memperbaiki kerusakan yang dibuat oleh Trump. "Yang kita butuhkan adalah agar Lisa menjadi presiden setelah Trump dan memperbaiki kerusakan sebisa mungkin," ujarnya.
Greaney adalah seorang penulis program-program tivi Amerika yang juga telah menjadi penulis pendamping buku berjudul Truly One Nation pada tahun 1988. Dia pun sudah bekerja sebagai wartawan di USA Today kala itu.
Tahun ini, kepada
New York Daily News, Greaney juga sempat bercerita tentang episode Trump versi The Simpsons yang dibuatnya 16 tahun silam tersebut. Dia mengatakan, bahwa sosok Donald Trump yang dibuatnya saat itu adalah pria yang penuh cinta.
"Kami menulis tentang Donald Trump yang mudah untuk dicintai, karakter yang baik dan tidak memiliki sisi gelap. Dalam episode kala itu, sama sekali tidak ada dibuat tentang Trump yang menghujat warga Meksiko ataupun Islamophobia," ujarnya.
Bulan lalu, pembuat serial tivi The Simpsons, Matt Groening, bahkan pernah mengungkapkan kepada The Guardian bahwa prediksi Trump itu ditujukan sebagai lelucon pemilihan presiden kala itu.
"Kami memprediksi bahwa dia akan menjadi presiden pada tahun 2000, tapi tentu saja hal itu hanya karena nama Trump sebagai pengusaha besar yang namanya bisa dijadikan sebagai lelucon, dan itu masih terjadi hingga saat ini," katanya.
"Tapi kejadian saat ini melebihi kesatiran," imbuh Groening.
Sedangkan pada tahun 2015, episode The Simpsons yang berjudul
Trumptastic Voyage menampilkan adegan Trump turun dari eskalator dengan Homer Simpson mengikuti di belakangnya.
Adegan itu disebut-sebut didesain untuk menyindir kejadian pada saat Trump dan Melania akan mengumumkan pencalonan dirinya sebagai kandidat presiden pada tahun lalu.
Hollywood Reporter sempat mengabarkan bahwa Trump telah membayar beberapa orang untuk berteriak memberi dukungan kepadanya dengan membayar US$ 50 per orang.
Dari pemberitaan itu, The Simpsons pun mengejek Trump dengan membuat adegan yang sama. Mereka menambahkan ilustrasi para pendukung Trump yang bukannya mengangkat papan dukungan bertuliskan "pilih", melainkan "dibayar".
(meg)