Jakarta, CNN Indonesia -- Mahasiswa Indonesia di New York, Amerika Serikat, punya cara sendiri dalam berbakti kepada masyarakat tanah air di negeri orang. Mereka secara sukarela menghabiskan waktu mengajar bahasa Indonesia kepada anak-anak WNI yang lahir di AS.
Kegiatan yang diadakan oleh asosiasi mahasiswa Indonesia di New York, Permias NYC, ini menjawab keresahan WNI di New York yang merasa anak-anak mereka tidak bisa lagi berbahasa Indonesia dan tidak mengenal budaya tanah air.
Bertajuk 'Akar,' kegiatan yang diikuti oleh sekitar 50 anak dari usia sekitar 5-10 tahun ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan anak-anak keturunan Indonesia soal bahasa ibu dan kebudayaan asal orang tua mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kegiatan ini dinamakan Akar, karena kami berharap anak-anak tidak lupa akan akarnya, yaitu Indonesia," kata Bani Aristya, kepala program ini kepada
CNNIndonesia.com, Sabtu (12/11).
Proses belajar-mengajar Akar dilakukan di ruangan bawah tanah masjid komunitas Indonesia di Queens, Al-Hikmah. Menurut Bani, kegiatan ini telah berlangsung sejak tahun 2014 dan diadakan secara gratis.
"Akar ini menjadi wadah bagi anak-anak Indonesia untuk belajar bahasa dan budaya Indonesia. Kami sebagai pelajar Indonesia ingin memberikan sumbangsih kepada komunitas, dengan membantu orang tua agar anak-anaknya mampu berbahasa Indonesia," ujar mahasiswa fakultas keuangan di Pace University ini.
Banyak anak-anak pasangan Indonesia yang lahir di New York sama sekali tidak bisa berbahasa ibu mereka. Hal memicu kekhawatiran para orang tua akan terputusnya kebudayaan Indonesia dari keturunan mereka.
"Cucu saya belajar di sini. Dia benar-benar tidak bisa bahasa Indonesia. Di rumah orang tuanya bicara bahasa Indonesia, tapi dijawab dengan bahasa Inggris. Kami terbantu sekali dengan program ini," kata seorang wali murid, Ade Hadis, yang telah tinggal di New York sejak tahun 1972.
Akar terbagi menjadi menjadi tiga tingkatan kelas. Kelas satu adalah tingkat dasar, pelajaran yang diberikan masih seputar abjad bahasa Indonesia dan angka-angka. Sedangkan kelas dua belajar konjungsi dan bahasa tingkat lanjut, dan kelas tiga mulai belajar penyambung kata.
Siswa Akar diuji sebelum memulai pelajaran. Ujian ini nantinya akan menentukan mereka masuk ke kelas yang mana. Selain bahasa, anak-anak didik juga belajar soal kebudayaan dan pengetahuan umum soal Indonesia.
"Untuk budaya, kami berikan kesempatan mereka untuk pentas. Misalnya tentang cerita Malin Kundang, mereka akan mempraktikkan dialog dalam cerita itu," ujar Bani.
Salah satu relawan pengajar, Larry Sukarya, mengaku senang terlibat dalam kegiatan Akar ini. Menurut dia, ini adalah salah satu cara mahasiswa untuk kembali ke masyarakat indonesia.
"Saya cinta negara dan ingin menyebarkan bahasa Indonesia," ujar mahasiswa jurusan bisnis di Concordia College New York ini.
(den)