Kurt Cobain dan Kisah Dramatis Hidupnya dalam Novel Grafis

Rahman Indra | CNN Indonesia
Kamis, 17 Nov 2016 22:52 WIB
Cuplikan dari seri komik berjudul 'Who Killed Kurt Cobain,' telah dirilis, dan memberi gambaran kelam kisah hidup Cobain.
Cuplikan dari seri komik berjudul 'Who Killed Kurt Cobain,' telah dirilis, dan memberi gambaran kelam kisah hidup Cobain. (Foto: Diolah dari thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kurt Cobain, bagaimanapun adalah seorang legenda. Kematiannya di usia muda, yakni 27 tahun (1967-1994), mengejutkan para penggemar loyalnya.

Begitu juga bagi Nicolas Otero, yang pada usia 17 tahun dibuat takjub dalam konsernya pada 1992. Dua tahun kemudian, di Seattle, AS, vokalis band rock Nirvana itu ditemukan tiada.

Setelah memendam keinginan untuk membuat novel grafis tentang Cobain, akhirnya rencana itu terealisasikan. Novel grafis yang ia beri judul 'Who Killed Kurt Cobain' sudah terbit, dan ia memberi cuplikan beberapa potongan gambar via internet.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[Gambas:Youtube]

Mengutip NME, dalam novel tersebut, Otero sebagai pencerita mengupas kehidupan Cobain, termasuk sisi kesehatan mental dan keinginannya untuk bunuh diri, dari sudut pandang teman imajinernya bernama 'Boddah.'

Bagi yang mengikuti kisah Cobain sebelumnya, tentu familier dengan nama tersebut. Cobain, sewaktu ditemukan wafat, meninggalkan satu tulisan tangan yang ia tujukan pada seorang bernama 'Boddah'.

Dalam cuplikan yang dirilis Otero, tampak potongan gambar Cobain saat hadir dalam konser bersama Nirvana, bertemu kekasihnya Courtney Love, konser MTV Unplugged yang ikonik, serta berbagai momen emosional lainnya.

"Kurt telah membawa saya ke berbagai tempat," suara narator membuka cerita.

"Dari kisah percintaannya, lalu ke Los Angeles, ke dalam urat nadinya, ke setiap penampilan turnya, hingga ke bagian sisi terdalamnya, ke Jepang, dan keresahannya. Bahkan ke dalam imajinasi liarnya sekalipun. Kemana saja." 

"Ketika ia berumur 15 tahun, ia menuliskan di dinding sekolah, 'bunuh orangtuamu'. Ingat akan itu. Perkenalkan nama saya Boddah, dan sayalah yang telah membunuh Kurt Cobain."

Kisah kelam

Dalam pengantarnya, sinopsis dari novel grafis ini mengungkapkan bahwa sebagai penyanyi dan penulis lagu ikonik di masanya, Kurt Cobain meninggalkan banyak hal fenomenal dari karya-karya ciptaannya, penggemar yang loyal, dan sebuah misteri.

Misteri itu yakni pada surat tulisan tangan yang ditujukan pada seorang bernama Boddah.

Novel ini kemudin dibuat berdasarkan novel asal Perancis, Le Roman de Boddah yang ditulis Heloise Guay de Bellissen. Adaptasinya, yang dibuat fiksi, mengikutsertakan sejumlah peristiwa yang dijalani Cobain, yang kemudian dinarasikan oleh teman imajiner masa kecilnya Boddah.

"Melalui sudut pandang Boddah, pembaca akan masuk ke dalam kehidupan Cobain, yang naik turun. Dari mulai perjalanannya di kelab di Seattle hingga panggung konser yang terang benderang. Semua kemarahan, horor dan kisah kelamnya membuat novel grafis ini menjadi mencekam." 

Novel grafis 'Who Killed Kurt Cobain' diterbitkan oleh penerbit IDW. (rah)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER