Jakarta, CNN Indonesia -- Sutradara Bernardo Bertolucci merespons adanya anggapan negatif masyarakat, termasuk para selebriti Hollywood, soal pemerkosaan terencana yang ia lakukan di depan kamera saat syuting
Last Tango in Paris. Ia dan aktor Marlon Brando melakukannya pada Maria Schneider.
Mereka tidak memberi tahu Schneider bahwa akan ada pemerkosaan menggunakan sejumput mentega di film itu. Alasannya, mereka ingin mendapat reaksi dan ekspresi natural seorang gadis yang diperkosa, bukan akting terhina dan marah dari seorang aktris muda sepertinya.
Bertolucci mengakui itu tiga tahun lalu dalam sebuah acara film di Paris, saat diwawancara seorang jurnalis. Namun video rekamannya mengakui itu muncul lagi belakangan ini. Itulah yang membuat kemarahan selebriti dari dunia perfilman kembali muncul ke permukaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sang sutradara pun angkat bicara. Tapi menurutnya, ada kesalahpahaman dari hasil wawancara itu. Ia mengaku, improvisasi yang dilakukannya dan Brando hanya soal penggunaan mentega.
“Saya ingin—untuk terakhir kalinya—meluruskan kesalahpahaman konyol yang berlanjut memunculkan pemberitaan di dunia tentang Last Tango in Paris. Beberapa tahun lalu di Cinematheque Francaise, seseorang bertanya pada saya soal detail di adegan mentega,” katanya dalam bahasa Italia pada Senin (5/12) seperti dikutip oleh
The Hollywood Reporter.
“Saya menjelaskan, tapi mungkin sepertinya tidak jelas, bahwa saya dan Marlon Brando tidak mengatakan pada Maria bahwa kami akan menggunakan mentega. Kami ingin reaksi spontannya terhadap penggunaan mentega itu. Di sanalah kesalahpahaman terjadi,” ujarnya melanjutkan.
Menurut Bertolucci, kesalahpahaman yang beredar adalah bahwa ia dan Brando tidak menginformasikan pada Schneider bahwa akan ada adegan kekerasan seksual terhadapnya.
“Itu salah! Maria tahu segalanya karena dia sudah baca skenarionya, di mana itu semua dideskripsikan. Satu-satunya hal yang baru adalah ide soal mentega,” kata Bertolucci lagi.
Dalam pemahaman sang sutradara berkursi roda, itulah yang membuat Schneider tersinggung dan marah padanya selama bertahun-tahun, bahkan sampai ia meninggal pada 2011. “Bukannya kekerasan terhadap dirinya di adegan itu, yang mana sudah tertulis dalam skenario.”
“Sudah ada dalam skenario bahwa kami akan melakukan pemerkosaan terhadapnya dengan satu cara. Dan kami sarapan dengan Marlon di lantai flat yang kami sewa untuk lokasi syuting. Di sana ada roti baguette dab mentega. Kami [Bertolucci dan Brando] saling berpandangan dan tanpa berkata apa pun, kami tahu apa yang kami inginkan,” ujar Bertolucci bercerita.
[Gambas:Youtube]Mereka menggunakan mentega itu sebagai pelicin untuk adegan pemerkosaan dalam filmnya.
Namun ia dan Brando sama-sama tidak mengatakan apa pun pada Schneider soal itu. Lagi-lagi dengan alasan membutuhkan respons yang natural. “Jika itu terjadi [Bertolucci dan Brando mengatakan pada Schneider soal mentega], dia akan teriak, ‘Tidak, tidak!’” tuturnya.
Bertolucci mengaku dirinya bersalah soal itu, dan merasa buruk terhadap Schneider.
Schneider sendiri pernah mengungkapkan soal keberatannya, bertahun-tahun lalu. Dalam wawancara pada 2007 ia mengatakan, “Adegan itu tidak ada di skenario yang asli. Kebenarannya adalah, Marlon yang punya ide itu.” Ia pun merasa sangat marah dan menangis.
“Saya seharusnya memanggil agensi atau pengacara saya ke lokasi syuting karena Anda tidak bisa memaksa seseorang melakukan sesuatu yang tidak ada dalam skenario. Tapi saat itu, saya tidak tahu itu,” katanya. Tentu saja, ia masih sangat muda, 19 tahun. Sementara Brando yang melakukan ‘pemerkosaan’ terhadapnya, saat itu sudah berusia 48 tahun.
Setelah film itu, Schneider jatuh dalam kubangan hitamnya sendiri. Ia terjerembap dalam penyalahgunaan obat-obatan dan depresi. Menurutnya, orang melihat dirinya tak sama lagi. Ia hanya seorang simbol seks, berkat pemerkosaan dalam film itu, bukan aktris yang serius.
Bertolucci tahu Schneider membencinya, menyebutnya sebagai perebut masa muda dan kejayaannya sebagai aktris. Namun menurutnya, Schneider hanya tak siap dengan popularitas.
Last Tango in Paris merupakan film klasik yang dirilis pada 1972. Meskipun buruk bagi Bertolucci, Brando atau Schneider, film itu menjadi nomine untuk dua kategori Piala Oscar. Namun nominasi itu ditujukan untuk Bertolucci dan Brando, bukan aktris yang diperkosa.