Jakarta, CNN Indonesia -- ISIS bukan hanya merenggut nyawa orang-orang tak berdosa di Irak dan Suriah. Mereka juga bisa menghancurkan peradaban dengan mencuri menyelundupkan secara ilegal barang-barang seni nan antik di dua negara itu ke tangan kolektor.
Beruntung, pemerintah Amerika Serikat mengajukan perkara hukum untuk melindungi beberapa barang antik, termasuk cincin berbentuk seperti ular dan koin emas. Diberitakan AFP, perlindungan hukum itu diajukan pada Kamis (15/12) kemarin.
Diprediksi, kedua benda antik itu bernilai setara dengan ratusan bahkan ribuan dolar AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Petugas tidak menjelaskan di mana persisnya keberadaan harta karun itu. Yang jelas, telah dikeluarkan peringatan bagi kolektor di mana pun agar tidak berniat membeli barang itu. Bagi mereka yang sudah terlanjur membeli, tidak akan ada pengakuan resmi soal kepemilikan.
Barang-barang antik itu, disebut-sebut telah diidentifikasi berdasarkan gambar di ponsel dan media elektronik milik komandan ISIS Abu Sayyaf. Sayyaf sendiri telah terbunuh dalam serangan khusus AS ke sebelah Timur Suriah pada Mei 2015 lalu.
“Ketika serangan diperintahkan, AS mendapatkan banyak media elektronik. Di sana ada begitu banyak gambar barang antik,” kata Asisten Jaksa AS, Arvind Lal kepada AFP.
Sayyaf bukan hanya dikenal sebagai pemimpin kelompok pemberontak ISIS. Ia juga sosok yang bertanggung jawab menyokong pendanaan ISIS. Biasanya ia mendapat uang dari perdagangan barang antik atau penjualan artefak seni dari daerah yang kaya akan budaya itu.
Dipercaya, ISIS telah menghasilan beberapa juta dolar dari perdagangan semacam itu, menurut data yang dicatat Departemen Dalam Negeri AS tahun lalu.
Beberapa barang antik yang pernah diperdagangkan, menurut catatan, termasuk foto dan dokumentasi. Namun beberapa penjual mengklaim mereka pun ternyata ditipu oleh ISIS.
Menurut pengadilan, dikeluarkannya peringatan untuk pemberi barang antik yang dijual ISIS, bukan untuk kepentingan AS. Barang-barang itu nantinya akn dikembalikan ke pemilik sahnya.
“Barang-barang antik yang didapat dalam penyerangan Abu Sayyaf sudah diserahkan ke Irak,” kata Lal menerangkan.
(rsa)