Piala Maya dan Selebrasi Perfilman Indonesia

Rizky Sekar Afrisia & Agniya Khoiri | CNN Indonesia
Minggu, 18 Des 2016 17:10 WIB
Piala Maya yang pertama digagas lewat akun Twitter @Film_Indonesia, kini mencapai perayaan dengan mengapresiasi film-film berpenonton lebih dari sejuta orang.
Malam penganugerahan Piala Maya akan dilangsungkan malam ini, Minggu (18/12). (CNN Indonesia/Resty Armenia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bangkitnya geliat industri perfilman Indonesia mulai ditunjukkan dengan beberapa film yang berhasil meraih lebih dari satu juta penonton.

Sebut saja Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! yang berhasil meraih lebih dari 6,8 juta penonton. Ada Apa Dengan Cinta? 2 dan My Stupid Boss punya lebih dari tiga juta penonton.

Film lain yang juga berhasil meraih lebih dari satu juta penonton termasuk Rudy Habibie, Koala Kumal, Comic 8: Casino Kings Part 2, ILY from 38.000 Ft, dan London Love Story.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagi industri perfilman, itu berarti apresiasi tinggi. Itu juga menunjukkan, pencinta film Indonesia mulai mempercayai kinerja sineas lokal untuk menghasilkan karya berkualitas.

Jumlah penonton bukan satu-satunya apresiasi bagi sineas Indonesia. Penghargaan dalam ajang-ajang tertentu juga bisa menjadi kebanggaan tersendiri. Sejauh ini, Indonesia punya beragam penghargaan seperti Festival Film Indonesia, Jakarta International Film Festival, Festival Film Bandung, dan lainnya. Penghargaan kompetitif bisa memacu kualitas sineas.

Salah satu penghargaan yang namanya tak kalah populer adalah Piala Maya. Ajang itu diprakarsai oleh akun Twitter @Film_Indonesia sejak 2012. Adalah Hafiz Husni, sosok di balik akun itu. Ia dibantu direktur program Rangga Wisesa yang merangkap publisis.

Rangga dekat dengan industri perfilman, sementara Hafiz merupakan pencinta film Indonesia.

Seperti ajang penghargaan lainnya, Piala Maya juga punya nominasi untuk produksi-produksi lokal terbaik di bidang perfilman, termasuk pelaku industrinya, setiap tahun.

Awalnya itu hanya gagasan Hafiz semata. Saat dihubungi CNNIndonesia.com, Minggu (18/12) sore, Hafiz mengatakan bahwa melalui akun @Film_Indonesia ia mulai membuat apresiasi pribadi terhadap film-film Indonesia sejak 2010. Sampai 2011, itu masih apresiasi pribadi.

“Waktu itu pertama sekitar 20 kategori. Penghargaannya ‘paling berkesan’ saya menyebutnya waktu itu. Saya kan menonton banyak film sepanjang tahun, saya apresiasi sendiri mana yang paling berkesan. Versi saya saja. Responsnya macam-macam di Twitter,” ia mengatakan.

Baru dua tahun kemudian, 2010, Piala Maya benar-benar punya acara secara ‘fisik.’ Namanya tetap dipilih demikian, karena masyarakat sudah mengenal acara itu sejak digagas Hafiz.

Digelar pertama kali pada 15 Desember 2012, Piala Maya diklaim sebagai Golden Globe Awards-nya Indonesia. Sebagai perbandingan, FFI disebut sebagai Academy Awards versi Indonesia. Kalau Academy Awards pialanya Oscar, penghargaan untuk FFI adalah Piala Citra.

“Kami senang sih disebut begitu, meskipun sebenarnya tidak mengejar predikat dan saingan,” tuturnya. Apalagi jika dibandingkan dengan FFI, dari segi hadiah dan biaya penyelenggaraan, Piala Maya bisa dibilang ‘tak ada apa-apanya.’ Mereka dibiayai dari perusahaan yang berbeda-beda setiap tahun, tidak sepeser pun meminta uang negara.

“Dari dulu juga tidak ada hadiah [uang], hanya piala saja,” ujar Hafiz menambahkan.


Semakin Piala Maya berkembang, semakin besar dan kompleks pula proses pemilihan film untuk ajang itu. Dari seorang diri, Hafiz kini punya tim seleksi yang anggotanya 15 orang. Mereka bertugas memilih kandidat nominasi, yang kemudian ‘dilempar’ ke komite.

Ia punya tiga kelompok yang dinamakan Komite Profesi, Komite Umum, dan Komite Kehormatan.

Komite Profesi berisi orang-orang dengan profesi berkaitan dengan dunia perfilman, seperti produser, sutradara, sampai aktris dan aktor yang aktif di film. Komite Kehormatan biasanya terdiri atas orang-orang terpilih, seperti dari kalangan akademisi.

Sementara Komite Umum merupakan pencinta film dengan berbagai latar belakang, bisa jadi jurnalis, praktisi, musisi, kritikus, ilmuwan, aktivis, peneliti, perancang busana, ilustrator, hingga budayawan dari seluruh Indonesia. Anggotanya berubah-ubah.

Kalau tahun ini tak sampai 200, tahun lalu total anggotanya mencapai 400-an. Sementara untuk keputusan nomine mana yang menjadi pemenang, itu ada di tangan Komite Kehormatan.

Tahun ini, ajang penghargaan perfilman ‘termuda’ di Indonesia itu kembali digelar. Bertema '5elebrasi,' Piala Maya memberi anugerah pada film dan sineas di Ballroom Grandkemang Jakarta, malam ini. Terdapat 30 kategori yang diperebutkan oleh para sineas Indonesia.

Itu termasuk Film Panjang Terpilih, Sutradara Terpilih, Skenario Asli Terpilih, Skenario Adaptasi Terpilih, Tata Kamera Terpilih, Tata Artistik Terpilih, Tata Musik Terpilih, Penyuntingan Gambar Terpilih, Tata Suara Terpilih, Tata Efek Khusus Terpilih, Tata Kostum Terpilih, Tata Rias Wajah Terpilih, Desain Poster Terpilih dan lainnya.

Karya-karya yang telah masuk daftar nominasi adalah sejumlah film populer seperti A Copy of My Mind, Athirah, Ada Apa Dengan Cinta? 2, Aisyah: Biarkan Kami Bersaudara, My Stupid Boss, Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1, Rudy Habibie, dan banyak karya lainnya.

Menurut Hafiz, tema '5elebrasi' diambil untuk merayakan perfilman Indonesia yang tahun ini meriah, dengan jumlah penonton jutaan. (rsa)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER