Jakarta, CNN Indonesia -- Perampok Kim Kardashian akhirnya punya ‘nama.’ Dua di antara mereka, yang merupakan tokoh kunci, sudah dikenal punya riwayat kriminal dengan sebutan ‘Si Tua Omar’ dan ‘Si Mata Biru.’ Keduanya berusia 60-an tahun. Nama aslinya Aomar Khedache dan Didier Dubreucq.
Khedache mendapat ‘bisikan’ emas September lalu, bahwa Kim akan tinggal di sebuah apartemen mewah eksklusif di distrik Madeleine selama Paris Fashion Week. Ia lalu merekrut Dubreucq, pria berusia 61 tahun, yang punya riwayat perampokan dan obat-obatan terlarang.
Khedache sendiri pernah didakwa atas penjualan obat-obatan, enam tahun lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka pun membentuk ‘pasukan’ yang akhirnya menyatroni kamar Kim Oktober lalu, menggunakan masker penutup wajah dan menodongkan senjata untuk menakuti sang aktris.
Menurut keterangan Kim kepada polisi yang dikutip surat kabar Perancis The Journal du Dimanche, sang istri Kanye West mendengar suara berisik di pintu kamarnya, sepulang makan malam. Ia sendiri baru pulang sekitar tengah malam. Sang pengawal, Pascal Duvier absen.
Duvier diketahui menemani saudarinya, Kourtney Kardashian ke kelab malam.
“Saya melihat melalui pintu geser, ada dua orang datang,” kata Kim.
Ia menambahkan, salah satunya mengenakan jaket bertuliskan ‘polisi.’
“Dia bertanya pada saya dengan aksen Perancis yang kental, di mana cincin saya. Itu ada di meja samping tempat tidur. Tapi saya menjawab, saya tidak tahu. Dan dia menodongkan senjata dan saya menunjukkan cincinnya,” Kim menerangkan kepada polisi. Menurut ibu dua anak itu, cincin yang sempat ia pamerkan ke Instagram itu bernilai US$4 juta.
Perampok itu kemudian mengikat Kim dengan kabel plastik dan selotip. “Dan mereka membawa saya ke kamar mandi,” katanya. Kim yang sudah disekap, lalu diletakkan di bak mandi.
Mereka kemudian melanjutkan pencarian. Mereka akhirnya menemukan satu kotak berisi perhiasan, yang di dalamnya ada gelang berlian, kalung, jam tangan Rolex, dan salib. Seluruh barang yang dibawa pergi, menurut laporan, bernilai sekitar US$9,5 juta.
Sembari mencari, Kim mendengar para pria itu saling berbicara dalam bahasa Perancis. Setelah mereka menemukan yang dicari dan pergi, Kim akhirnya bisa membebaskan diri.
[Gambas:Video CNN]Tidak BerpengalamanKim memang disekap. Ia juga kehilangan jutaan dolar. Tapi ia masih berpendapat, dari cara perampok mengikatnya, mereka tidak berpengalaman. Itu sesuai dengan bagaimana pengacara Khedache, Jean-Yves Lienard menyebut kliennya: “sangat amatir.” Buktinya: jejak DNA.
Seperti diberitakan AFP, polisi menemukan 17 tersangka perampok—yang akhirnya mengerucut menjadi 14 orang dan ada 10 orang yang didakwa melakukan kejahatan—lewat jejak DNA. Jejak itu ditemukan pada selotip yang digunakan membungkam Kim. Jari mereka melekat di sana.
“Khedache mengakui ambil bagian dari perampokan itu, tapi menolak bicara soal persekongkolan dan membantah disebut otak aksi itu,” kata Lienard tentang kliennya.
Kepada pengacaranya Khedache mengaku, perhiasan yang ia rampok sudah dialihkan ke pihak ke-tiga. Khedache sendiri pernah terlihat di Antwerp, Belgia pusat industri berlian beberapa hari usai perampokan. Ia bersama tersangka lain, Marceau Baum-Gartner (64).
Kepolisian Perancis sudah mengawasi anggota kelompok perampok itu. Empat di antaranya kedapatan bertemu di sebuah bar di Paris pada Desember lalu. Menurut penyidik, mereka saat itu mendiskusikan bagaimana membagi hasil rampokan. Polisi menemukan sekitar 250 ribu euro di sebuah rumah di mana mereka melakukan penangkapan dan menemukan para tersangka.