Jakarta, CNN Indonesia -- Semakin banyak selebriti papan atas Hollywood yang melawan presiden mereka sendiri, Donald Trump. AFP memberitakan, sejumlah selebriti kelas A ikut dalam ribuan demonstran yang turun ke jalanan New York, Kamis (19/1), semalam sebelum inaugurasi sang presiden.
Terlihat dalam barisan orang-orang yang protes itu adalah aktor Robert De Niro, Alec Baldwin, sutradara pemenang Oscar Michael Moore, dan penyanyi Cher. Mereka beraksi di dekat Trump International Hotel di Central Park.
Mereka berjejalan di Columbus Circle dan Central Park, boulevard di dekat hotel mewah itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlihat mereka membawa poster bertuliskan ‘Perangi Trump Setiap Hari’ atau ‘Keadilan dan Hak Sipil untuk Semua.’ Itu memang kampung halaman Trump. Tapi orang-orang di sana lebih banyak memilih Hillary Clinton, pesaing dari Partai Demokrat dalam Pilpres AS November.
Para selebriti yang tampak mencolok di antara demonstran lain memanfaatkan ketenaran mereka untuk naik panggung dan berorasi soal Trump. Baldwin, yang sering menyindir Trump lewat komedinya di Saturday Night Live termasuk yang berkoar-koar di podium.
“Apakah kita akan menjalani 100 hari penuh perlawanan? Luar biasa!” teriaknya ke kerumunan. Ia disambut gemuruh teriakan demonstran dan acungan kepalan tangan perlawanan.
Moore mengatakan hal yang berbeda, “Dia tidak memimpin dengan mandat.”
“Kami lah suara mayoritas. Jangan menyerah. Saya tidak akan menyerah,” ujarnya menegaskan.
Di kalangan demonstran itu terlihat pula seorang anggota demokrat, Wali Kota Bill de Blasio. “Donald Trump selalu suka mengatakan bahwa dia membangun pergerakan. Sekarang waktunya bagi kita untuk membangun gerakan kita dan itu mulai malam ini di seluruh negara ini. Malam ini, besok, dan hari-hari selanjutnya masih kan datang,” katanya.
“Lihat ribuan orang di sini malam ini. Dan ini hanya permulaan.”
Itu disadari pula oleh desainer grafis, Patrick Mavros. Ia melihat bagaimana seluruh kalangan berkumpul bersama malam itu, menentang Trump, kebijakannya, maupun kabinetnya.
“Apa pun dari hak LGBT, hak-hak perempuan, sampai hak Muslim. Saya pikir itu adalah simbol bahwa orang-orang tidak akan berdiri diam dan membiarkannya begitu saja,” katanya.
Menurut Carol Bay salah satu terapis yang ada di barisan demonstran itu, ada satu benang merah yang menyatukan mereka. Perasaan yang sama bahwa mereka akan kehilangan segala usaha yang telah dibangun selama 50 tahun terakhir.
“Hak-hak sipil, kebebasan berbicara, kesehatan, hak perempuan, perdamaian dunia, sebut saja,” tuturnya. “Kami akan kehilangan semua itu karena mereka telah memintanya kembali selama ini,” ia melanjutkan, menujukan pernyataannya untuk orang-orang Partai Republik.