Mengintip Nasib Museum Mosul Sebagai Target Utama ISIS

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Rabu, 08 Mar 2017 07:56 WIB
Meski sudah sepenuhnya direbut tentara Irak, namun nasib koleksi Museum Mosul usai jadi target penghancuran utama dari ISIS masih belum aman.
Ilustrasi: Meski sudah sepenuhnya direbut tentara Irak, namun nasib koleksi Museum Mosul usai jadi target penghancuran utama dari ISIS masih belum aman. (REUTERS/ICE/Handout )
Jakarta, CNN Indonesia -- Pihak keamanan Irak telah sepenuhnya merebut kembali Museum Mosul dari tangan ISIS yang menjadikan bangunan berisi beragam barang bersejarah itu sebagai target utama. Namun beberapa nasib koleksi museum itu masih belum aman.

Melansir AFP, museum yang didirikan pada 1952 itu adalah museum ke-dua terbesar di Irak yang memiliki empat ruang. Museum sempat mengalami perbaikan setelah invasi Amerika Serikat pada 2003 dan dibuka kembali pada 2014.

Menurut Lamia Gailani, peneliti dari Departement of the Languages and Cultures of Near and Middle East di SOAS University of London, sebelum Perang Teluk yang pecah pada 1990-1991, museum tersebut menyimpan lebih dari seribu artefak.

Di antara ribuan artefak berharga tersebut banyak berasal dari periode Assyria dan Hellenistik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wilayah Mosul merupakan pusat keragaman minoritas termasuk Kristen Assyria yang menganggap diri mereka sebagai penduduk asli daerah tersebut.

Sebelum kedatangan ISIS, banyak koleksi antik telah dipindah ke Museum Nasional Irak di Baghdad, namun beragam patung raksasa dan relief masih berada di museum tersebut.

Pada Juni 2014, prajurit ISIS menyerang Mosul dan menjual serta merusak berbagai karya seni juga sejarah. Mereka mengklaim tindakan tersebut sebagai upaya melawan penyembahan berhala yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam.

Para anggota ekstremis itu merekam kegiatan mereka menghancurkan artefak berharga umat manusia sebagai bentuk propaganda.

Video yang dirilis pada Februari 2015 lalu menunjukkan para prajurit ISIS merubuhkan patung dan menghancurkannya, meski debu putih dari hancurnya patung itu menandakan bahwa barang tersebut adalah salinan dari artefak asli.
Mengintip Nasib Museum Mosul Sebagai Target Utama ISISVideo yang dirilis pada Februari 2015 lalu menunjukkan para prajurit ISIS merubuhkan patung dan menghancurkannya. (REUTERS/Social media Web site via Reuters TV)

Namun, para ahli memperkirakan sekitar 90 karya sejarah telah hancur dan sebagian besar adalah asli.

Para anggota ISIS juga meremukkan patung kerbau bersayap monumental dekat Gerbang Nergal yang berusia nyaris tiga ribu tahun. Patung kuno itu dijadikan sebagai sasaran latihan tembak.

Tindakan mereka dianggap sama brutal dengan yang dilakukan Taliban ketika membom patung Budha Bamiyan yang bersejarah di Afghanistan pada 2001.

Menurut Badan PBB untuk Bidang Pendidikan dan Kebudayaan atau UNESCO, Museum Mosul awalnya hanya memiliki tiga ruangan.

Ruangan galeri Assyria menampilkan berbagai objek sejarah yang banyak di antara adalah asliu dari abad ke-9 hingga ke-6 sebelum Masehi.

Ruang galeri Hatra merekam perkembangan kota kafilah di abad ke-1 sebelum dan seabad sesudah Masehi. Ruangan itu memiliki patung batu dari raja dan warga kota di masa tersebut.

Sedangkan galeri Islam tidak muncul dalam rekaman ISIS dan masih belum diketahui nasib dari peninggalan barang-barang bersejarah tersebut. (end)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER