Jakarta, CNN Indonesia -- Andrea Hirata berencana merilis novel terbarunya bulan depan. Saat ini, Andrea tengah memasuki tahap akhir atau
finishing buku tersebut.
Andrea masih enggan mengungkapkan detail soal buku terbarunya itu. Kendati demikian, kepada
CNNIndonesia.com pria asal Bangka Belitung itu memberi sedikit bocoran tentang buku itu.
Seperti karya-karya Andrea yang lain, bukunya kali ini juga bakal kental dengan unsur Melayu, yakni pantun.
"
insha Allah, di karya saya nanti mungkin bulan depan terbit. Ada lebih dari sepuluh pantun, ya banyak sekali pantunnya," kata Andrea saat ditemui
CNNIndonesia.com di Jakarta, Kamis (13/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Andrea memasukkan pantun dalam karyanya karena pantun merupakan bagian dari kehidupan yang tak dapat dipisahkan dari orang Melayu.
"Karena itu keseharian saya, jadi itu merupakan bagian dari nafasnya orang Melayu. Saya tulis misal yang diungkapkan di draft novel saya yang baru ini,
"
Sulap nada untuk berlagu. Susun kata untuk merayu. Pantun lama pantun bermutu. Nafas budaya orang melayu," tutur Andrea melantunkan pantun itu dengan nada yang khas.
Andrea mengaku hingga saat ini dia masih kerap menggunakan pantun dalam obrolan sehari-sehari bersama dengan orang Melayu.
Pria 49 tahun itu bercerita semasa ia sekolah di momen pengalaman
Laskar Pelangi dulu, dia kerap berbalas pantun di bawah pohon dengan teman-temannya.
Andrea menyebut pantun sudah menjadi darah daging bagi orang melayu, mulai dari sindiran, kemarahan, hingga rindu. Andrea mengaku dia pernah membuat surat cinta berisikan pantun untuk sang pujaan hati.
"Dulu saya masih kecil ya, saya mampu membuat surat dari awal sampai akhir mengungkapkan maksud saya, dalam surat itu seluruhnya pantun. Dan Mahar teman saya, lebih bisa lagi dari itu," kata Andrea
Sebelumnya, Andrea terakhir kali merilis buku berjudul
Ayah pada 2015. Nama Andrea melejit 10 tahun sebelumnya saat dia mengeluarkan novel debut bertajuk
Laskar Pelangi.
Novel itu diikuti dengan rangkaian lainnya mulai dari
Sang Pemimpi (2006),
Edensor (2007), dan
Maryamah Karpov (2008).
Laskar Pelangi saat ini sudah diterjemahkan ke dalam 40 bahasa asing dan diedarkan di lebih 130 negara. Buku itu juga sudah diangkat ke dalam film berjudul sama dan berhasil menyabet Film Terbaik di Festival Film Indonesia pada 2009.