Jakarta, CNN Indonesia -- John Mayer akhirnya angkat bicara pasca video musik barunya,
Still Feel Like Your Man, menuai kritik karena dianggap menampilkan sterotipe masyarakat Asia.
Dalam wawancaranya dengan USA Today, Mayer mengaku tidak mengharapkan kontroversi atas video barunya. Menurutnya, ia tak akan menciptakan sebuah karya jika nantinya hanya menciptakan polemik tersendiri.
"Saya tidak mengharapkan cemoohan. Kalau pun saya memprediksi kontroversi, saya tidak akan membuat video itu. Kontroversi tidak akan menginsipirasi saya, dan saya tidak akan membuat sesuatu yang nantinya malah menimbulkan perdebatan. Saya bisa saja mengubah konten video tersebut untuk mengantisipasi tanggapan yang kurang baik," ujar Mayer dikutip dari
NME, Sabtu (15/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, ia menyadari bahwa masyarakat bebas berpendapat terhadap sesuatu. Hal itu, lanjut Mayer, harusnya tidak menghalangi seorang artis untuk berkarya lebih jauh.
"Anda jangan pernah menjadi seniman jika Anda khawatir seseorang di luar sana berkomentar macam-macam. Semua orang boleh berpendapat, tapi itu bukanlah alasan yang kuat bagi Anda untuk menciptakan karya," tambahnya.
Meski dihujani banyak kritik, ia mengatakan bahwa sebagian dari masyarakat juga gembira karena ia kembali menciptakan karya yang menyenangkan. Apalagi, menurutnya, dibutuhkan waktu yang sangat lama baginya agar bisa menciptakan karya seperti yang ia lakukan sekarang.
"Saya tidak akan menciptakan video musik bagi lagu pop kecuali saya benar-benar menikmatinya. Apakah ada video lain yang bisa merepresentasikan
Still Feel Like Your Man? Selain itu, sekarang saya juga hampir 40 tahun, dan saya berpikir kalau saya bisa membuat video apa pun seperti yang saya mau," ujar Mayer.
[Gambas:Youtube]Sebelumnya, video musik yang dirilis pada 5 April 2017 lalu itu dikritik oleh satu artikel berjudul 'On A Scale of Problematic to Racist, How Bad Is John Mayer's New Video?' karena menampilkan geisha, samurai, dan panda menari.
Dalam wawancara dengan the New York Times, Mayer mengatakan bahwa konten video yang dimaksud telah ditampilkan secara proporsional. "Tidak ada seseorang berkulit putih atau non-Asia memerankan orang Asia," ujarnya.