Jakarta, CNN Indonesia -- Pelawak Srimulat Bambang Gentolet tutup usia di Rumah Sakit Bakti Dharma Husada (BDH) Surabaya pada Kamis (27/4) pukul 22.30 WIB. Sebelum memutuskan untuk menjadi seniman, ia ternyata pernah mengikuti tes masuk TNI (dulu ABRI).
Bambang lahir di Yogyakarta pada 30 Juni 1941. Ia menjadi pelawak dengan ciri khas potongan rambutnya. Namanya populer di Surabaya, Jawa Timur. Karena penampilannya di berbagai stasiun televisi, ia akhirnya juga dikenal di tingkat nasional.
Dalam acara Bukan Empat Mata yang disiarkan Trans7 pada akhir Desember 2015, Bambang mengungkapkan soal mimpinya menjadi anggota prajurit TNI.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebelum masuk Srimulat, saya masuk ABRI dulu, ikut tes. Masuk [tes] di situ, [berkat] doa restu orangtua, tidak diterima," ujarnya yang disambut gelak tawa pemirsa di studio kala itu.
Bambang bercerita, mimpinya menjadi prajurit marinir harus kandas karena dianggap tidak memenuhi syarat oleh para juri tes.
"Saya tidak diterima di anggota ABRI, karena saya kurang memenuhi syarat," katanya.
Gagal menjadi tentara, Bambang kemudian memutuskan untuk banting setir di dunia seni lawak pada November 1969.
"Jadi akhirnya masuk seniman, bergabung dengan Srimulat," ujarnya.
Tak selalu dipenuhi dengan cerita manis, Bambang mengaku pernah ditipu oleh panitia saat mencoba menghibur penonton di sebuah acara. Ia menuturkan, ketika ia dan teman-temannya mulai beraksi di atas panggung, hujan turun deras. Hal itu membuat para panitia yang menggelar acara itu kabur.
"Ditinggal mlayu [lari] panitia, ya opo sih [bagaimana sih]. Ini musibah untuk saya. Setelah kami sudah ada di panggung, penonton penuh di lapangan. Tidak ada kabar atau apa-apa, langsung hujan turun, panitia lari. Siapa yang bayar [saya]?" katanya.
Bambang juga mengaku beberapa kali tampil tanpa dibayar. Alih-alih mendapat honor, ia hanya diberi ucapan terima kasih.
"Honor dulu yang saya terima waktu kumpul bersama teman-teman ini, sekali main, pernah dapat 2M. Maksudnya bukan [Rp2 miliar], tapi 'Makasih Mas Bambang.' Itu sering terjadi," ujarnya.
Bambang menuturkan, paling jauh ia pernah tampil di Kalimantan bagian timur, barat, utara, dan selatan.
"Saya ambil semua, naik pesawat dulu," katanya.
Selamat jalan, Bambang. Doa kami selalu menyertaimu.