Jakarta, CNN Indonesia --
Ateng Sok Tahu hingga
Ateng Sok Aksi akrab di telinga masyarakat era ’70-an hingga ’80-an. Ateng jadi sosok penghibur yang mampu mengocok perut. Ia mega bintang dunia lawak dan perfilman Indonesia kala itu. Namun, masa-masa keemasan Ateng itu telah 14 tahun berlalu.
Pemilik nama Andreas Leo Ateng Suripto telah berpulang 6 Mei 2003 lalu. Meski demikian, banyolan dan karakter Ateng tetap melekat dan masih relevan di era millennial.
Bakat Ateng di dunia komedi itu sudah mulai terlihat sejak ia duduk di bangku sekolah menengah. Ateng mengenyam pendidikan SMA Taman Siswa. Satu sekolah dengan Benyamin Sueb.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka kerap tampil di berbagai acara sekolah waktu itu.
Kemampuan Ateng dilirik oleh pengasuh sekolah, Mohammad Said. Said membawa Ateng kepada Pak Kasur untuk ikut siaran Panggung Gembira di Studio V RRI. Ateng pun rutin ikut.
Lulus sekolah, Ateng muda sebenarnya bercita-cita ingin menjadi diplomat dan hendak masuk Akademi Hukum Militer. Tapi, cita-cita itu terhambat oleh tubuhnya yang pendek, hanya 145 cm. Ateng kemudian masuk Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Nasional.
Di sela-sela pendidikannya, walau hanya bertahan hingga tingkat III, Ateng tetap merintis karier di dunia hiburan. Dunia di mana kesuksesan tak dihambat oleh tubuhnya yang tambun.
Ateng mampu menggebrak industri lawak meski dia bukan asli pribumi. Ateng yang lahir di Bogor merupakan keturunan China. Nama aslinya Kho Tjeng Lie. Ayahnya pedagang kecil.
Tapi kesuksesan Ateng tidak kecil.
Dari Panggung Gembira, ia berkenalan dengan Bing Slamet. Mereka membuat kelompok lawak bersama Drajat dengan nama Tos Kejeblos. Kelompok itu aktif dari 1961 hingga 1963. Setelah itu, Ateng sempat bergabung dengan grup Bagio CS bersama S. Bagio dan Iskak.
Nama Ateng benar-benar melejit ketika masuk grup Kwartet Jaya pada 1967. Grup itu terdiri dari Ateng, Eddy Sud, Iskak, dan Bing Slamet.
Dari dunia lelucon, Ateng merambah perfilman. Pada tahun 1961, Ateng memulai debut layar lebar bersama Bing Slamet dalam
Amor dan Humor, Biji Mas, Kuntil Anak. Dia juga ikut tampil dalam film dengan bintang utama Bing Slamet seperti
Bing Slamet Setan jalanan, Bing Slamet Sibuk, Bing Slamet Dukun Palsu, hingga
Bing Slamet Koboi Cengeng.Ateng mulai mendapat film sendiri sejak tahun 1974 dan jadi ikon film komedi. Judul film-filmnya pakai namanya:
Ateng Minta Kawin, Ateng Kaya Mendadak, Ateng Mata Keranjang.Salah satu film Ateng juga mengisahkan Ateng di negeri 1001 malam dengan kostum raja-raja Baghdad dalam
Ateng Raja Penyamun. Tak cukup sampai di situ,
Ateng Sok Tahu, Ateng Sok Aksi, Ateng Bikin Pusing, melekat dalam benak masyarakat dan kerap dijadikan bahan lawak.
Tingkah Ateng yang kerap jadi orang teraniaya, namun berakhir dengan keberuntungan atau kesuksesan, berhasil menggugah penonton. Dalam film-filmnya Ateng beradu akting dengan artis seperti Iskak, Vivi Sumanti, Ernie Djohan, Titiek Puspa, hingga Ira Maya Sopha.
Beliau menjauhi minuman, judi, dan kehidupan malam. Hidupnya sangat sederhana sekali dan toleran.Tarzan |
Selama 1982-1988, Ateng bermain dalam serial Ria Jenaka di TVRI. Dengan tubuh tambun yang khas, ia menjadi Bagong. Ateng juga sempat bermain di serial komedi Gregetan.
Hidup dalam gemerlap dunia hiburan dan menjadi sosok yang populer tak membuat Ateng lupa dengan etika. Rekan-rekannya mengingat Ateng diingat sebagai sosok yang santun. Ateng juga tak mengenal kasta senior-junior yang kerap terjadi dalam dunia hiburan ketika itu.
"Jauh, dia jauh dari kesan mesti dihormati atau disanjung oleh pelawak yang lebih junior atau pelawak baru. Etikanya sangat tinggi," tulis jurnalis Ilham Bintang dalam buku
Mengamati Daun-Daun Kecil Kehidupan yang mengupas tentang pesohor tanah air ’70-’90-an.
Ilham menyebut Ateng kerap menjadi tempat bertanya dan menimba ilmu bagi pelawak baru dan seniman sengkatannya. Ateng juga tak pernah terlibat konflik pribadi maupun kelompok dengan rekan seniman lain. Pelawak Tarzan menilai sosok Ateng bersahaja dan toleran.
"Kesederhanaan beliau menjadi panutan kita semua. Beliau menjauhi minuman, judi, dan kehidupan malam. Hidupnya sangat sederhana sekali dan toleran, yaitu ditunjukkan dengan semangat saling menghormati antarumat beragama," kata Tarzan.
Saat meninggal, Ateng meninggalkan istrinya Theresia Maria Reni Indrawati dan dua anak yakni Alexander Agung Suripto dan Antonius Ario Gede Suripto.