Jakarta, CNN Indonesia -- Donald Trump mestinya mulai berhati-hati dengan Dwayne Johnsona alias The Rock. Dalam sebuah jajak pendapat tentang presiden pilihan Amerika Serikat,
The Rock berhasil 'SmackDown' Trump dan jadi yang terfavorit.
Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Public Policy Polling menyodorkan pilihan Dwayne Johnson dan Donald Trump kepada masyarakat tentang siapa yang akan dipilih menjadi Presiden Amerika Serikat.
Selain itu, juga disodorkan beberapa nama politisi dan tokoh lain seperti Joe Biden, Bernie Sanders, Elizabeth Warren, Al Franken, dan Cory Booker.
Hasil jajak pendapat mengejutkan. Masyarakat Amerika Serikat tampaknya masih tergiur memilih wajah yang ramah di televisi seperti Dwayne Johnson.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil survei menunjukkan, bila satu-lawan-satu antara Dwayne Johnson dan Donald Trump, masyarakat Amerika akan memilih
The Rock dengan nilai perolehan suara 42 persen berbanding 37 persen.
Temuan menarik lainnya adalah, Dwayne Johnson dipandang lebih menarik dibanding Trump. Hal ini dibuktikan adanya 15 persen pemilih
The Rock merupakan mereka yang memilih Trump saat Pemilu November lalu.
Selain itu, temuan survei ini juga menunjukkan Dwayne Johnson lebih dapat diterima semua kalangan, baik oleh masyarakat Partai Republik atau Partai Demokrat.
Johnson selama ini dikenal sebagai pendukung Partai Demokrat.
Sebelumnya, isu akan majunya Dwayne Johnson bergulir sejak tahun lalu ketika ia menyatakan pernah berpikir untuk maju menjadi Presiden Amerika Serikat.
“Jika saya merasa seperti bisa menjadi pemimpin yang efektif untuk semua pihak, dan dikelilingi dengan para pemimpin yang berkualitas tinggi, maka ya, saya akan melakukannya [mencalonkan diri sebagai presiden],” kata Johnson, kala itu.
Dan ketika diwawancara oleh
GQ,
The Rock pun tidak menampik akan melepaskan gelarnya sebagai pemain dengan bayaran tertinggi untuk menjadi presiden.
"Saya rasa itu adalah sebuah kemungkinan," kata Johnson.
"Setahun yang lalu, ide tersebut semakin lama semakin banyak. Ada rasa kesungguhan yang nyata yang membuat saya pulang ke rumah dan berpikir, biarkan saya benar-benar memikirkan kembali jawaban saya dan memastikan saya memberikan sebuah jawaban yang jujur dan terhormat. Saya tidak ingin sembrono," lanjutnya.