Jakarta, CNN Indonesia -- DC Comics dan Warner Bros. terus mengecewakan penggemar film pahlawan super sejak
Batman V Superman : Dawn of Justice. Meski berhasil meraup US$873 juta dari global dan domestik, film itu tetap banyak yang mengkritik.
Penggemar film pahlawan super kembali dibuat tidak puas dengan
Suicide Squad, film yang seharusnya memukau lewat karakter Joker, Harley Quinn dan penjahat-penjahat lain. Sayang, cerita film itu seperti penuh ‘lubang.’
Wonder Woman, film baru DC Comics dan Warner Bros. akhirnya menyingkirkan segala keraguan penggemar. Film yang dibintangi Gal Gadot itu disebut kritikus sebagai pekerjaan terbaik DC Comics dan Warner Bros. sejak
The Dark Knight garapan Christopher Nolan.
Wonder Woman diawali adegan yang menjadi kelanjutan dari Batman v Superman. Gadot menerima sebuah paket khusus penuh pengamanan ketat dari Bruce Wayne, sosok di balik Batman. Isinya selembar foto dari zaman lawas. Ia ada di foto itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Aku menemukan aslinya,” tulis Bruce, yang membuat sang Wonder Woman tersenyum.
Foto itu mengembalikan ingatannya ke masa lalu, saat masih berusia tujuh tahun tapi sudah sangat ingin belajar bela diri. Diana, begitu ia dipanggil saat itu, tinggal di sebuah ‘surga’ bernama Themyscira. Pulau yang hanya dihuni wanita.
Diana kecil hanya dibuai cerita soal dirinya yang dibuat dari tanah liat lalu diberi tiupan ruh oleh Dewa Zeus. Tapi perlahan ia mulai dewasa dan makin penasaran dengan kisah hidupnya. Ia pun makin memberontak.
[Gambas:Youtube]Diam-diam ia ikut berlatih, sampai akhirnya mendapat persetujuan dari sang ibunda yang terlalu melindunginya. Tapi setelah latihan demi latihan, Diana semakin kuat. Dan kekuatan itu membuat pelindung Themyscira ‘bocor.’
Pulau yang selama ini tersembunyi dari dunia itu, mulai bisa dilihat di dalam kabut.
Saat itulah seorang pilot sekaligus mata-mata Inggris untuk Jerman menginjak Themyscira. Diana pun melihat pria pertama dalam hidupnya, Steve Trevor (Chris Pine). Steve lalu bercerita tentang Perang Dunia I yang sedang terjadi di luar Themyscira.
Diana yang tergerak menolong, meminta Steve mengantarkannya ke garda terdepan, agar dirinya bisa bertemu Ares sang Dewa Perang dan menghabisinya dengan The Godkiller. Setelah menempuh perjalanan dan bertemu banyak orang, Diana menuntaskan misinya.
Tapi apakah Ares sungguh ada, bukan mitos belaka? Diana pun harus berhadapan dengan fakta yang tak terduga. Lalu kehilangan yang menyakitkan, yang membuat Wonder Woman memutuskan terus melindungi manusia di dunia alih-alih kembali ke Themyscira.
Tidak seperti film
Batman v Superman dan
Suicide Squad yang kering dan tidak fokus dalam cerita,
Wonder Woman terasa runut. Meski bercerita soal Perang Dunia I, film itu memunculkan simbol dan dialog yang terasa relevan dengan kekinian.
Saat Sameer (Said Taghmaoui) mengaku pada Diana bahwa dirinya seorang aktor misalnya, ia mengimbuhkan, “Tapi aku terlahir dengan warna kulit yang salah.” Itu menggelitik sekaligus benar, karena ia sejatinya seorang Maroko.
Sutradara Patty Jenkins juga memasukkan humor-humor yang natural. Kenaifan Diana, kelemahan tim kecil yang ‘disewa’ Steve, dibuat lucu lewat dialog maupun akting para pemain. Misalnya, “Itu bukan Charlie [yang memukul]. Itu yang Charlie [yang dipukuli],” seperti yang dikatakan Steve saat merekrut seorang penembak jitu.
Film itu jadi tidak terasa ‘gelap’ seperti karakter DC Comics lainnya. Tidak heran jika DC Comics dan Warner Bros. membutuhkan waktu panjang untuk menemukan sutradara. Wonder Woman sempat tertunda bertahun-tahun demi menemukan ‘ibu’ yang tepat.
Dan Jenkins memang punya racikan yang pas untuk itu. Ia membuat Wonder Woman bukan hanya menjadi pahlawan di filmnya, sesosok wanita yang kuat dan punya prinsip sendiri, tetapi juga ‘pahlawan’ bagi film pahlawan super di DC Comics serta Warner Bros.
Wonder Woman dan Jenkins tentu tak sempurna. Masih terlalu banyak drama dalam film itu, terutama antara Diana dan Steve.
Efek visual di beberapa adegan, serta digunakannya
slow motion, juga tidak mulus dan terasa berlebihan serta palsu. Efek-efek itu seakan hanya ingin menonjolkan bahwa Wonder Woman adalah penyelamat, bagian dari Dewa yang ditunggu-tunggu umat manusia.
Film yang di dunia nyata pun sudah ditunggu-tunggu penggemarnya itu, mulai bisa disaksikan Rabu (31/5).