Jakarta, CNN Indonesia -- Istri mendiang Chris Cornell, Vicky Cornell mengeluarkan pernyataan terkait laporan uji toksikologi untuk melihat penyebab kematian pentolan Soundgarden yang meninggal 17 Mei lalu.
Seperti yang telah diketahui, Cornell ditemukan tidak bernyawa di kamar hotelnya pada 17 Mei lalu dan diduga sebagai tindakan bunuh diri. Namun keluarganya mengklaim ada pengaruh obat yang telah diresepkan kepada sang legenda grunge tersebut.
Beberapa waktu lalu,
TMZ melaporkan ada laporan hasil uji toksikologi atau pengujian terhadap kandungan senyawa kimia pada jenazah Cornell telah terungkap.
Dalam laporan tersebut, hasil uji menunjukkan terdapat kandungan beberapa senyawa obat seperti Naloxone, Butalbital, Lorazepam, dan Pseudoephedrine.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Banyak dari kita kenal Cornell dengan baik, menyadari bahwa ia bukan dirinya sendiri pada jam-jam terakhirnya dan bahwa ada sesuatu yang tidak biasa,” kata Vicky seperti diberitakan
NME.
“Kami telah mempelajari laporan ini bahwa ada beberapa kandungan senyawa kimia di tubuhnya. Setelah sekian tahun merasa tenang, situasi mengerikan ini tampaknya benar-benar mengganggu dan mengubah pikirannya,”
Vicky menambahkan, ia dan anak-anak mereka saat ini masih dalam keadaan berduka dan merasa berterima kasih atas dukungan yang mereka terima saat sang musisi meninggal dunia.
Sebelumnya beragam spekulasi berhembus terkait dengan kematian Chris Cornell. Pihak kepolisian mengatakan sang musisi meninggal akibat gantung diri, namun sumber lain mengatakan hal berbeda.
Seorang sumber mengatakan pada
TMZ, yang kemudian dikutip
Daily Mail, bahwa Cornell ditemukan meninggal bukan hanya dengan jerat tali di lehernya, tetapi juga bekas suntikan di lengannya.
Bekas itu masih sangat jelas, menunjukkan bahwa ia seperti baru saja memasukkan obat-obatan lewat suntikan ke tubuhnya. Cornell sendiri memang punya riwayat mengonsumsi obat terlarang, bahkan sejak ia masih 12 tahun.
Namun Cornell akhirnya sadar dan ‘mentas’ pada 2002.
Menurut sang istri Vicky, Cornell memang sesekali mengonsumsi Ativan. Itu dikenal sebagai lorazepam, obat untuk mengatasi kecemasan atau kesulitan tidur. Obat itu memang bisa menimbulkan pemikiran bunuh diri jika dikonsumsi berlebihan.