Jakarta, CNN Indonesia -- Baru-baru ini, sutradara film
Aladdin versi
live action, Guy Ritchie disebutkan tengah mengincar Tom Hardy untuk memerankan karakter jahat, Jafar. Namun, keinginan itu justru menuai protes dari netizen alias warganet.
Pilihan Ritchie dinilai cenderung melakukan praktek 'whitewashing', atau pemaksaan pemeran kulit putih di film-film yang mestinya diperankan oleh ras lain.
Kendati keterlibatan Hardy belum resmi dalam proyek tersebut, tapi para penggemar telah meminta sutradara untuk tetap berpegang pada akar film itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para penggemar menilai bahwa para aktor di film itu seharusnya merupakan keturunan Asia, sesuai dengan kisah awal
Aladdin yang berasal dari Timur Tengah.
"Saya menyukai Tom Hardy, tapi jika dia menjadi Jafar itu adalah audisi yang mengerikan. Ayolah,
whitewashing itu bukan hanya kesalahan, tapi juga tidak akan berhasil bagi film manapun," kata seorang netizen.
Netizen lainnya menyebut bahwa tubuh Hardy terlalu 'pendek' untuk peran jahat tersebut. Bahkan dia turut menyarankan aktor Asia yang lebih sesuai untuk peran Jafar.
Sementara itu, Hardy sendiri belakangan diketahui tengah berduka akan kepergian anjing peliharaannya karena mengidap penyakit. Dia pun sempat mengunggah ungkapan kesedihannya akan kehilangan hewan yang sudah menjadi bagian dalam hidupnya itu.
Terkait kariernya, Hardy diketahui terakhir kali terlihat yakni lewat
The Revenant dan beradu akting dengan Leonardo DiCaprio.
Dalam waktu dekat, Hardy akan membintangi film besutan sutradara Christopher Nolan,
Dunkirk, dan juga
Venom (2018).
Aladdin merupakan salah satu dari proyek yang sedang dikerjakan Disney. Lainnya merupakan
Dumbo, The Lion King (2019),
Peter Pan, Maleficent 2, The Little Mermaid (2019),
Mulan, Snow White dan
Cruella.
Versi asli
Aladdin pada 1992, sukses meraup untung US$504,1 juta, berkali lipat dari bajet yang hanya US$28 juta.