Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia akan mengirimkan ratusan benda peninggalan zaman prasejarah hingga modern untuk ikut festival seni di Belgia, 10 Oktober nanti. Guna mengikuti acara tersebut, benda-benda warisan leluhur ini harus menjalani rumitnya perjalanan pengiriman.
Kepala Seksi Katalogisasi Bidang Pengkajian dan Pengumpulan Museum Nasional Ni Luh Putu Chandra Dewi menjelaskan kepada
CNNIndonesia.com jalan panjang proses pengiriman benda amat berharga itu ke Belgia.
Sebelumnya, lebih dari 400 benda bersejarah yang berkaitan dengan budaya leluhur dan maritim Indonesia akan mengikuti festival seni budaya terbesar di Eropa, Europalia 2017. Indonesia menjadi negara tema dalam ajang bergengsi tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perempuan yang akrab disapa Chandra itu merupakan salah satu orang yang bertanggung jawab terhadap koleksi yang bakal mejeng di negara yang berbatasan dengan Perancis dan Belanda tersebut.
Chandra menjelaskan awalnya benda-benda itu dipilih terlebih dahulu sesuai keinginan pihak Belgia dan kesepakatan dengan Indonesia. Menurut dia, pemilihan itu berdasarkan keingintahuan masyarakat Eropa terhadap budaya leluhur Indonesia.
"Mereka tidak banyak tahu tentang Indonesia makanya mereka ingin membuat pameran tentang Indonesia dengan keragaman, kearifan lokal dan tradisi leluhurnya," kata Chandra.
 Sebelum diboyong ke Belgia, barang-barang bersejarah warisan leluhur Indonesia dicatat dan dikarantina. (CNN Indonesia/Puput Tripeni Juniman) |
Benda-benda yang dipilih itu juga disesuaikan dengan alur kisah pameran yang bertema Anchestor dan Archipel agar bisa memberikan gambaran utuh tentang budaya Indonesia. Artefak itu juga dibuat runut secara kronologi berdasarkan pembagian waktu mulai dari prasejarah hingga era modern.
Sebelum dikirim ke Belgia, benda peninggalan itu semuanya akan dikarantina terlebih dahulu di Museum Nasional untuk disterilisasi.
Chandra menyebut saat ini Museum Nasional tengah mengumpulkan lebih dari 400 koleksi tersebut karena sebagiannya berasal dari museum lokal di berbagai daerah Indonesia.
Artefak itu, kemudian dikonservasi dengan beragam penanganan. Setiap benda juga akan dicatat kondisinya sebelum diikutkan ke pameran dan juga diasuransikan. Pencatatan itu melibatkan dua pihak, yakni Indonesia dan Belanda.
"Biasanya dari pihak kami dan saksi dari pihak mereka , jangan sampai nanti di-komplain karena tidak melihat kondisi awal dan juga memastikan kondisinya sama ketika sebelum di kirim dan pada saat sampai di sana," tutur Chandra.
Setelah pencatatan, benda akan dikemas sedemikian rupa oleh orang ahli agar tetap aman selama perjalanan. Benda itu dijadwalkan dikirim sekitar dua pekan sebelum kegiatan, lantaran harus berada di Belgia satu pekan sebelum acara untuk ditata.
 Sejumlah barang bersejarah akan diboyong ke Belgia, salah satunya perhiasan dari tembaga dan emas. (CNN Indonesia/Puput Tripeni Juniman) |
Menyewa PesawatChandra menyebut proses pengiriman itu rencananya bakal menggunakan satu pesawat yang dicarter khusus dengan keamanan tingkat tinggi.
Ini merupakan kali pertama Museum Nasional mengirim benda bersejarah dalam jumlah besar serta ukuran dan berat yang beragam.
Benda-benda yang terbuat dari batu dan logam padat umumnya memiliki berat yang besar mencapai 500 kilogram hingga satu ton.
"Sejauh ini kami pikirkan untuk carter adalah yang paling memungkinkan, karena ini pameran terbanyak mengirim koleksi. Sebelumnya enggak sebanyak ini dan biasanya kami pakai kargo atau pesawat penumpang karena standarnya harus bersama pendamping," kata Chandra.
Pesawat sewa itu bakal terbang langsung ke Belgia karena standar pengiriman internasional tak mengizinkan pesawat untuk transit di mana pun.
Sesampainya di negara tujuan, benda akan dicek kembali kondisinya sebelum ditata untuk dipamerkan. Proses penataan itu juga mesti mempertimbangkan kondisi kelembapan dan temperatur ruangan agar tidak merusak barang.
 Sejumlah artefak purba dan kerangka leluhur ikut diboyong ke Belgia. (CNN Indonesia/Puput Tripeni Juniman) |
Kondisi ini penting lantaran di Belgia saat acara berlangsung nanti sedang musim dingin dan suhu bisa mencapai di bawah nol derajat celcius.
Benda-benda itu juga akan melewati proses yang sama untuk kembali ke Indonesia setelah Europalia berakhir pada 21 Januari 2018.