Tagar #MalamPertamaRaisa Dianggap Kampungan dan Tak Beretika

CNN Indonesia
Kamis, 07 Sep 2017 16:50 WIB
Tagar #MalamPertamaRaisa, yang menggema di media sosial setelah Raisa Andriana dan Hamish Daud resmi menikah, dianggap kampungan dan tidak beretika.
Tagar #MalamPertamaRaisa, yang menggema di media sosial setelah Raisa Andriana dan Hamish Daud resmi menikah, dianggap kampungan dan tidak beretika. (Foto: CNN Indonesia/Puput Tripeni Juniman)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tak lama setelah Raisa Andriana dan Hamish Daud resmi menikah, tagar yang bermunculan bukan hanya #HariPatahHatiNasionalJilid2. #MalamPertamaRaisa pun sempat menggema di media sosial seraya mengiringi hari bahagia keduanya.

Lewat tagar itu, netizen membahas bagaimana Raisa dan Hamish akan menjalani malam pertamanya hingga mengarah ke hal-hal yang masuk ke ranah pribadi.



ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pegiat Bijak Bersosmed Enda Nasution memberikan pandangannya terhadap maraknya respons masyarakat akan pernikahan Raisa-Hamish sampai timbulnya pembahasan yang menyentuh ranah pribadi itu.

“Sepertinya respons masyarakat terhadap pernikahan Raisa-Hamish memang sangat luas. Tagar-tagar ini enggak bisa dihindari, karena sebagai sebuah respons publik. Keduanya punya penggemar yang sama-sama banyak, hampir semua menggemari mereka,” katanya mengawali perbincangan kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Kamis (7/9).
Namun, respons yang menyentuh ranah pribadi dengan membayangkan malam pertama disebut Enda sebagai hal yang kampungan. Dia mengatakan itu sudah melewati batas etika.

"Itu sudah menjurus ke hal yang sifatnya pribadi dan harusnya menahan diri. Di antara mereka itu ada yang kesal karena bahas itu terus, tapi ada yang kemudian menuju pelecehan dan malah seksis. Seperti kampungan, enggak ada bahasan lain," ujarnya.

Dia menambahkan, budaya masyarakat Indonesia yang cenderung obsesi terhadap hal-hal yang berkaitan dengan selebriti seharusnya ditahan dan tahu batas wajar.

"Cukup merespons dengan ikut bahagia, beri selamat, respons yang wajar saja, jangan terlalu dalam dan berlebihan sampai membayangkan ke malam pertamanya," tutur Enda lebih lanjut.
Raisa dan Hamish resmi menikah akhir pekan lalu.Raisa dan Hamish resmi menikah akhir pekan lalu. (Foto: CNN Indonesia/Hesti Rika)
Berpendapat senada, aktivis media sosial Damar Juniarto menyatakan bahwa memang harus ada batasan dari netizen untuk tidak menimbulkan rasa tak nyaman terhadap privasi dua pesohor negeri itu.

Dia bahkan menyebut bahwa percakapan seperti dalam tagar #MalamPertamaRaisa bisa saja dikenakan sanksi hukum lewat pasal pornografi atau perilaku tak menyenangkan.

"Kebijakan internet di luar [negeri] itu ada ranah-ranah yang tidak boleh dilanggar, ranah privasi yang masuknya ke dalam etika. Banyak yang ketika menggunakan internet etika tidak digunakan, menggunjingkan hubungan pribadi dan itu bukan hal yang ditepat untuk dibicarakan di saluran publik seperti internet," ujarnya.
"Banyak netizen Indonesia yang menggunakan [internet] berlebihan dan perlakuan seperti itu akan menimbulkan rasa tidak nyaman terhadap privasi Raisa-Hamish. Sekalipun tidak ada tuntutan hukum, tapi percakapan itu menyentuh ke membayangkan adegan, bisa dikenakan pasal pornografi," lanjutnya.

Damar berpandangan bahwa tindakan seperti itu kemungkinan bisa terkena sanksi hukum, salah satunya pasal terkait pornografi.

"Saya kurang tahu yang pasnya, kemungkinan kena pornografi, karena dalam undang-undang itu pornografi selain bentuk visual juga masuk tulisan, itu dalam pasal 27 ayat 1 UU ITE. Tapi kalau tidak spesifik menyangkut privasi, orangnya merasa terganggu rujukannya saya belum tahu, mungkin KUHP untuk perbuatan tidak menyenangkan," katanya.

UU tentang Pornografi sendiri lebih membahas soal penyebaran konten porno. Sementara di UU tentang ITE, ada larangan bagi lembaga atau individu untuk menyebarluaskan melalui internet, konten apa pun--termasuk tulisan, gambar, bahkan huruf dan kata--yang mengandung asusila.

Damar menyebut, sekali pun Raisa dan Hamish merupakan sosok publik figur yang harus menerima konsekuensi selalu menjadi sorotan, tapi dalam hal ini publik pun harus mempertimbangkan apa yang ingin dikemukakannya.
"Ada pendapat yang mengatakan, pada saat menyampaikan pendapat di publik, itu harus mempertimbangkan apakah orang yang dibicarakan tersakiti atau tidak dan tetap harus disaring,” kata Damar.

Damar juga menyarankan Raisa dan Hamish ikut memberi edukasi bagi netizen agar kejadian tersebut tidak terjadi kembali.

"Bentuknya edukasi untuk tidak seperti itu, karena itu bisa terjadi pada orang lain, dan belum tentu semua orang penerimaannya sama. Maka lebih baik mereka menyarankan berhenti untuk hal yang sifatnya pribadi," ujarnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER