Jakarta, CNN Indonesia -- Proses seleksi film Indonesia untuk berkompetisi dalam kategori Film Berbahasa Asing di Academy Awards ke-90 sudah mulai bergulir. Pada 25 September mendatang, komite seleksi berencana sudah mengirimkan film pilihan, sebelum tenggat waktu Academy Awards 2 Oktober.
Sayangnya, pemerintah masih belum turun tangan mendanai berangkatnya film Indonesia ke ajang itu. Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), lembaga pemerintah yang salah satu tugasnya menaungi perfilman Indonesia baru tahu bahwa Indonesia sedang menyiapkan film untuk Oscar.
Triawan Munaf, Kepala Bekraf bahkan mengaku tak akan mendanai film yang terpilih nanti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Untuk Piala Oscar kali ini kami tidak pernah dikontak, jadi tidak ada anggaran untuk itu," kata Triawan ketika dikonfirmasi
CNNIndonesia.com melalui telepon, Selasa (12/9).
Padahal, tahun lalu Triawan berjanji bakal mendanai pembuatan film yang dipersiapkan secara khusus untuk mewakili Indonesia berkompetisi di Piala Oscar. Idealnya, menurut ayah dari penyanyi Sherina Munaf itu, ada film yang dipersiapkan khusus untuk bersaing dengan negara-negara lain di kategori Film Berbahasa Asing Terbaik di ajang Oscar.
Sayangnya, komite seleksi yang meski jumlahnya sama tahun ini namun orang-orangnya berbeda dengan tahun lalu, tidak kembali menghubungi Triawan atau Bekraf untuk meminta dana.
“Sejak saat itu [ketika menjanjikan] enggak pernah ada hubungan lagi ke kami. Jadi kami enggak tahu apa-apa perkembangannya. Kalau ada permintaan khusus yang dibicarakan untuk dikelola bersama ya kami bersedia dari sekarang karena pembuatan film kan lama," tuturnya.
Triawan menegaskan Bekraf bersedia membiayai film Indonesia untuk seleksi berikutnya.
Lembaga pemerintah lain yang mengurusi perfilman, Pusat Pengembangan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pun tidak mengucurkan dana untuk itu. Maman Wijaya dari departemen itu menjelaskan pada
CNNIndonesia.com, pihaknya hanya memberi dukungan seadanya untuk kebutuhan diskusi para kurator (komite seleksi). “Peran utamanya di PPFI,” ujarnya.
Itu dikonfirmasi Firman Bintang, Ketua Umum PPFI (Persatuan Produser Film Indonesia), organisasi yang dipercaya Oscar di Indonesia untuk memilih dan memasukkan film perwakilan negara untuk kategori Film Berbahasa Asing Terbaik. Mereka yang mendanai film ke Oscar.
"Pendanaan dari PPFI. Selama ini dari pengurus PPFI, dan karena dana terbatas proses seleksinya pun terbatas," kata Firman Bintang ketika dihubungi
CNNIndonesia.com.Pusbang Film Kemendikbud, katanya, membantu memfasilitasi tempat untuk rapat. Hari ini, (12/9) misalnya, mereka menyediakan salah satu hotel di Kuningan untuk rapat komite seleksi. Firman pun berharap agar seleksi tahun depan bisa dibiayai penuh oleh pemerintah.
"Mudah-mudahan juga ke depannya disiapkan dana khusus yang diberikan kepada sutradara untuk membuat film yang layak ke Oscar," kata Firman.
Sejauh ini, beberapa negara seperti Jepang, Jerman dan Thailand sudah mengirimkan perwakilannya ke Oscar. Tahun lalu, Indonesia mengirimkan
Surat dari Praha. Namun pemerintah juga tidak campur tangan membantu pembiayaan berangkatnya film itu ke Oscar.
Padahal, dana itu dibutuhkan untuk mempromosikan film yang sudah dimasukkan ke Oscar.
Itu disampaikan Nia Dinata, sutradara yang filmnya
Ca Bau Kan juga pernah dicalonkan untuk Film Berbahasa Asing Terbaik. “Saya kebingungan ditelepon Academy. Bikin itu kan mahal,” katanya. Academy of Motion Pictures and Arts (AMPAS) butuh paket promosi.
“Harus bikin DVD, bagikan satu per satu ke jurinya, publikasi dengan bagus supaya ditonton. Kalau mereka enggak menonton bagaimana mau memilih?" tutur Nia pada
CNNIndonesia.com, saat ditemui di waktu terpisah beberapa waktu lalu.