Jakarta, CNN Indonesia --
Fast & Furious 8 sempat menggebrak perfilman Hollywood dengan menjadi film pertama dari Amerika Serikat yang syuting di Kuba.
The Fate of the Furious itu berhasil memotret keindahan Havana, ibu kota Kuba, lewat keindahan arsitektur, budaya, dan mobil-mobil antik di sepanjang pantai.
Namun, peraturan terbaru dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump membuat
Fast & Furious 8 bakal menjadi film pertama sekaligus terakhir dari Hollywood yang bakal syuting di sana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Trump membatalkan kesepakatan dengan Kuba soal perdagangan dan perjalanan luar negeri secara sepihak. Peraturan itu juga memutus kerja sama Amerika Serikat dengan Kuba. Itu dipicu 'serangan' kesehatan misterius yang terjadi di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Havana.
Padahal, hubungan baik dengan Kuba itu sudah susah payah dibina oleh presiden sebelumnya, Barrack Obama. Obama menjadi Presiden AS pertama sejak 1928 yang mengunjungi negara di Karibia itu.
Kunjungan Obama itu membuat Vin Diesel dan kawan-kawan berhasil mengeksplorasi keindahan dan keramahan Kuba yang lama tersembunyi.
Havana menjadi adegan pembuka di
Fast & Furious 8. Vin Diesel sempat menjajal jalanan memacu kecepatan di sepanjang pantainya.
Berdasarkan penelusuran
Metro.co.uk, kedatangan Fast & Furious itu mengubah kehidupan masyarakat Kuba melihat film Hollywood. Orang-orang Kuba tampak senang dengan kedatangan para bintang dari AS.
Setelahnya, setidaknya tercatat ada dua rumah produksi lain yang berencana melakukan pengambilan gambar di Kuba. Namun peraturan Trump kemudian digaungkan.
[Gambas:Youtube]Studio-studio itu juga mundur karena administrasi yang semakin sulit. Belum lagi, kini Kuba tengah masih dalam suasana berkabung lantaran diterjang badai Irma. Kini, kandas sudah harapan masyarakat Kuba kembali menyaksikan bintang-bintang Hollywood.