Selebriti Buka Suara soal Pribumi di Pidato Anies Baswedan

Puput Tripeni Juniman | CNN Indonesia
Selasa, 17 Okt 2017 15:27 WIB
Ernest Prakasa tampak kaget dengan penggunaan kata Anies. Yosi mengernyitkan dahi, sementara Tompi menilai sang gubernur baru 'gagap kemanusiaan.'
Pidato Anies Baswedan di pelantikannya mengundang masalah. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pidato perdana Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta yang baru, periode 2017-2022 menjadi perbincangan lantaran penggunaan diksi pribumi yang dianggap tidak tepat.

"Dulu kita semua pribumi ditindas dan dikalahkan, kini telah merdeka, saatnya menjadi tuan rumah di negeri sendiri," kata Anies dalam pidatonya, Senin (16/10) malam.

Berbagai kalangan merasa tersinggung karena pemilihan kata pribumi yang dilontarkan Anies. Selebriti dan publik figur pun ikut bersuara mengomentari pilihan kata Anies itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sineas Ernest Prakasa misalnya, mengunggah serangkaian cuitan di akun Twitternya. Ernest tampak kaget ketika mengetahui Anies menggunakan kata pribumi. Sebagai warga Jakarta yang merupakan keturunan China, dia mengaku tak nyaman dengan kata pribumi dari Anies.

Kendati demikian, Ernest mengaku tak ambil pusing dan tetap merasa orang Indonesia.







Lain lagi dengan Yosi Project Pop, yang mengunggah ekspresinya ketika mendengar kata pribumi dari Anies. Dia mengernyitkan dahi seolah tak tak menyangka dan berpikir keras mendengar kata tersebut.

[Gambas:Instagram]

Sementara itu, penyanyi Tompi menilai Anies sebagai orang yang gagap kemanusiaan. Sedangkan beberapa artis lain seperti Addie MS dan Happy Salma memilih me-retweet unggahan peraturan soal pribumi yang tak boleh lagi digunakan.



Dari kalangan penulis, Dewi Lestari dan Ika Natassa juga ikut menanggapi pidato Anies itu.







Penggunaan istilah pribumi sebenarnya sudah dilarang lewat Instruksi Presiden No. 26 Tahun 1998 tentang Menghentikan Penggunaan Istilah Pribumi dan Non Pribumi dalam Semua Perumusan dan Penyelenggaraan Kebijakan, Perencanaan Program, ataupun Pelaksanaan Kegiatan Penyelenggaraan Pemerintahan, yang ditandatangani oleh Presiden RI ke-3 BJ Habibie.


Namun Anies berkilah pemilihan diksi pribumi digunakan dalam konteks kolonial Belanda. (rsa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER