Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo siap menikahkan putrinya, Kahiyang Ayu dengan Bobby Afif Nasution di kampung halamannya, Solo. Prosesi pernikahan diawali dengan pemasangan bleketepe atau atap daun kelapa dan janur di kediamannya di Jalan Kutai Utara, Sumber, Solo, Selasa (7/11).
Jokowi sendiri yang memasang bleketepe itu, dengan menaiki tangga yang dipegangi istrinya, Iriana. Bleketepe menunjukkan bahwa Jokowi siap punya hajat besar. Itu juga simbol penyucian diri, menghormati para tamu undangan sekaligus menolak bala selama pernikahan.
Setelah bleketepe dan buah-buahan hasil bumi dipasang Jokowi, siraman sudah bisa dimulai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Mufthi Rahardjo, budayawan Solo yang diwawancara CNN Indonesia TV di Solo, Selasa (7/11), air kendi itu diambil dari tujuh sumber yang berbeda, yakni Keraton Surakarta, Masjid Agung Solo, Masjid Mangkunegaran, Masjid Laweyan, Istana Negara, Istana Bogor, dan rumah Kahiyang di Solo.
“Pitu sumber, artinya pitulungan, atau pertolongan,” ia menjelaskan.
Dengan disiram air itu, diharapkan Kahiyang dan Bobby—yang disiran di lokasi berbeda, Kahiyang di rumahnya di Jalan Kutai sementara Bobby di Hotel Alila Solo—selalu diberkati pertolongan dari Yang Maha Kuasa. Air itu juga ditaburi kembang setaman atau tujuh rupa.
“Itu tidak diharuskan, hanya untuk estetika dan aroma terapi saja,” kata Mufthi.
Pelaksanaan siraman, meski di lokasi berbeda, Mufthi yang hadir di kediaman Jokowi di Solo mengatakan, kalau bisa dilakukan dalam waktu yang bersinergi atau bersamaan.
Prosesi siraman di kedua tempat sendiri berlangsung tertutup. Wartawan hanya boleh datang sampai halaman rumah Jokowi, namun tak bisa masuk ke dalam untuk melihat siraman Kahiyang.
[Gambas:Video CNN]Setelah siraman, Mufthi mengatakan, ada jeda waktu sebentar untuk mempersiapkan Sadean Dawet. Di sana, orang tua mempelai wanita ‘berjualan dawet’ sebagai simbol dari kehidupan manusia yang dinafkahi dari bumi. Dawet itu dibeli oleh tamu undangan bukan dengan uang.
Itu juga mengajarkan kepada anak yang akan menikah bahwa suami istri harus saling membantu dalam mencari nafkah. Itulah kenapa, yang berjualan dawet biasanya adalah ibu mempelai wanita dan suaminya ada di sampingnya untuk memayunginya.
 Jokowi saat memasang bleketepe sebelum prosesi siraman Kahiyang. (CNN Indonesia/Hesti Rika) |
“Itu juga menyimbolkan bahwa keluarga mengikhlaskan putri yang selama ini bersatu sebentar lagi akan disunting oleh pria,” ujar Mufthi melanjutkan makna dari Sadean Dawet.
Setelah itu, prosesi selanjutnya adalah Pecah Kendi. Sebelum memecahkan kendi itu, orang tua berdoa, “Bismillah, saya berniat memecah kendi, memecah pamornya putri saya yang namanya ….” Kata Mufthi, doa itu menggunakan bahasa Jawa krama yang paling tinggi.
“Itu tanda bahwa anaknya yang selama ini tinggal bersama, diikhlaskan untuk dipersunting mempelai pria,” Mufthi mengatakan. Tak jarang, momen itu membuat merinding.
 Foto: CNN Indonesia/Fajrian |
Prosesi siraman, menurut desainer Anne Avantie yang hadir di lokasi, telah selesai.
(rsa)