Jakarta, CNN Indonesia --
Bing Beng Bang Yuk Kita Ke BankBang Bing Bung Yok Kita NabungTang Ting Tung Hey Jangan Dihitung Tau Tau Nanti Kita Nanti Dapat UntungLagu
Menabung pada 1996 itu begitu hit di eranya. Lagu anak-anak karya
Titiek Puspa tersebut meraih penghargaan Lagu Anak-anak Terbaik dan Album Terbaik Anugerah Musik Indonesia (AMI) 1997.
Karya tersebut hanyalah sekelumit dari kontribusi Titiek Puspa untuk anak-anak Indonesia. Titiek, sejak puluhan tahun lalu, sudah memiliki angan mulia untuk kehidupan anak-anak di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan menggebu-gebu saat berbincang dengan
CNNIndonesia.com di kediamannya di Jakarta Selatan, Titiek mengisahkan percakapannya dengan mendiang ibu Negara Siti Hartinah atau Tien Soeharto pada era '80-an lalu.
"Mulai dari [zaman] Pak Harto, saya sudah [bicara dengan Tien Soeharto], '
Bu tolong bu, buat teater untuk anak-anak' lalu dijawab '
Wis tak gaweke neng TMII' [Sudah saya buatkan di Taman Mini Indonesia Indah]. Tapi mau ke sana bayar, yang menonton butuh bayar," kata Titiek, mengenang bu Tien.
"TMII sudah seberapa hebatnya, tapi anak-anak butuh Taman Anak, butuh itu. Semoga sekarang Presiden Jokowi bisa dengar," lanjutnya.
Titiek menuturkan ia membayangkan Indonesia memiliki teater yang mampu menampung apresiasi anak muda, terutama anak-anak, seperti yang ia contohkan ada di Singapura ataupun di Sydney.
 Siti Hartinah atau Tien Soeharto (kanan) adalah pencetus pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). (dok. Presidential Documents, National Library of Indonesia via wikimedia commons (PD Indonesian Government)) |
Titiek menyebut fasilitas seperti teater itu mestinya juga merangkul anak-anak dengan kondisi finansial yang terbatas sehingga semua golongan dapat merasakan manfaatnya.
Di sisi lain, menurut Titiek, anak-anak Indonesia mestinya banyak belajar dari kisah rakyat yang sudah hidup di tengah-tengah masyarakat turun-temurun.
Beberapa kisah rakyat seperti
Timun Mas, Bawang Merah Bawang Putih, hingga
Cindelaras dinilai Titiek lebih layak jadi sumber pelajaran anak-anak.
Mempelajari banyak cerita legenda dan mementaskannya di teater khusus anak-anak, dianggap Titiek mampu mengembangkan sistem belajar sembari bermain sehingga imajinasi juga kemampuan otak anak akan berkembang bersamaan dengan memupuk rasa cinta Indonesia.
[Gambas:Youtube]"Kenapa saya lebih mencari untuk anak-anak? Karena yang dewasa bisa dibilangin, kalau anak-anak apa yang dia lihat diikuti, jadi kita yang harus menuntun mereka," kata Titiek.
"Jadi memicu anak-anak mengeluarkan bakat dengan melihat bakat dari orang lain, tertularlah dia. Percaya deh, anak Indonesia
sense of art-nya luar biasa," kata Titiek yang mencontohkan salah satunya adalah Joey Alexander yang bakatnya mampu ditemukan dengan tepat.
Bukti cinta dan kepedulian Titiek kepada anak-anak bukan hanya ada pada zaman '90-an dengan sejumlah kolaborasi dengan musisi anak kala itu, namun hingga melewati batas milenium.
Titiek membuat kelompok musikal anak-anak bernama Duta Cinta pada 2014. Duta Cinta berisikan sepuluh anak berusia belasan yang menyanyikan lagu anak-anak ciptaan Titiek Puspa.
 Keong Mas, salah satu wahana dalam Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang digagas Tien Soeharto. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar) |
Dalam wawancara pada 2014, Titiek mengaku membentuk Duta Cinta lantaran prihatin atas kondisi dunia musik Indonesia, terutama musik anak-anak. Ia terganggu dengan anak-anak yang lebih banyak menyanyikan lagu orang dewasa.
Karya untuk Duta Cinta yang berjudul
Aku Bangga Jadi Anak Indonesia pun berhasil membuat Titiek memboyong penghargaan AMI Awards 2016 untuk Pencipta Lagu Anak Terbaik.
"Ini untuk mengurangi kebrutalan, kesemena-menaan, supaya ada 'sesuatu' biar pun sedikit dan hanya terdengar sayup," kata Titiek.
[Gambas:Youtube]Ikuti kisah perjuangan Titiek Puspa melawan kanker dalam artikel Kisah 13 Hari Titiek Puspa Melawan Kanker... (end)