Jakarta, CNN Indonesia -- Taylor Swift menandai kemunculan perdananya di media dengan menjadi model sampul majalah mode
Vogue Inggris. Namun ada yang berbeda. Bila biasanya ada wawancara khusus untuk bintang sampul, kali ini Swift menolak sesi tersebut.
Sebagai gantinya, pelantun
Gorgeous ini membuat sebuah sajak khusus untuk majalah mode Inggris tersebut. Ia menulis
‘on the timely subject of reinvention and moving on’ atau bermakna proses menemukan kembali jati diri dan melanjutkan hidup.
"Jelas dia adalah seorang penulis lagu kelas dunia, dan telah menulis sebuah puisi yang menakjubkan hanya untuk
Vogue. Namun dia juga menganggap tugasnya sebagai panutan [bagi fannya] sangat serius," kata Edward Enninful, pemimpin redaksi
Vogue Inggris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
[Gambas:Instagram]Enninful mengatakan, Taylor Swift benar-benar menyadari dampak kehadirannya sebagai idola terhadap para penggemarnya.
Enninful menambahkan, Swift amat memperhatikan cara berkomunikasi dengan penggemarnya yang sebagian besar adalah remaja wanita, dan tidak pernah menggambarkan sosok yang dapat menimbulkan salah persepsi.
"Taylor mengatakan bahwa dia belum pernah melihat dirinya berubah seperti ini sebelumnya, dan saya sangat tersentuh melihat betapa emosionalnya dia di hari terakhir syuting kami di London."
[Gambas:Instagram]Enninful pun mengaku begitu senang dapat menjadi bagian proses perubahan Taylor sebagai bintang pop kenamaan Amerika. Terlebih, ia juga dibantu fotografer kenamaan
Vogue, Mert Alas dan Marcus Piggott.
"Yang paling mengejutkan saya tentang Taylor adalah selera humornya yang menarik dan juga bagaimana sebagai perempuan berusia dua puluhan, dia memiliki kesadaran yang luar biasa tentang dirinya," ujar Enninful.
Album keenam Swift,
Reputation telah memecahkan rekor penjualan tercepat di Inggris oleh musisi perempuan pada 2017. Penyanyi 27 tahun itu pun telah dinobatkan sebagai satu-satunya perempuan yang memiliki empat album dengan penjualan di atas satu juta kopi.
[Gambas:Instagram] (end)