Jakarta, CNN Indonesia -- Penulis Pidi Baiq membantah bahwa karakter Dilan dalam novel Dilan,
Dia Adalah Dilanku tahun 1990 berkaitan dengan partai politik manapun.
Pidi mengklarifikasi hal itu melalui akun Twitter resmi miliknya. Ia mengunggah sebuah gambar berisi pernyataan soal tidakadanya keterkaitan antara karakter Dilan yang ada dalam karyanya dengan maskot partai politik manapun.
"Dengan adanya postingan salah satu partai politik yang mengklaim nama 'Dilan' sebagai salah maskot partainya, hal itu menyebabkan banyak kawan-kawan saya di sosial media yang mempertanyakan soal itu ke saya," tutur Pidi mengawali pernyataan yang diunggahnya pada Minggu (28/1) dini hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Maka dengan ini saya merasa perlu mengklarifikasi bahwa: Sama sekali tidak pernah ada kesepakatan atau kontrak apa pun antara saya, sebagai penulis novel DILAN, dengan partai yang bersangkutan, terkait oleh adanya maskot yang bernama DILAN itu," imbuhnya.
Seraya menutup pernyataannya, Pidi menuturkan, "Demikian jawaban saya. Mudah-mudahan bermanfaat dan menjadi damai bagi seluruh alam semesta, karena pada dasarnya saya pribadi mendukung semua partai politik yang ada di Indonesia dengan tidak berpihak kepada partai manapun."
Selain pernyataan itu, Pidi juga memberikan catatan bahwa cerita Dilan pertama kali diunggahnya lewat blog pada 2013 silam. Kisah itu kemudian dibukukan setahun setelahnya.
Pada Kamis (25/1) lalu, Partai Keadilan Sejahtera mengunggah gambar di akun Twitter resmi mereka yang menampilkan lima maskot bernama Kea, Adi, Dilan, Eja dan Tera.
Karakter Dilan digambarkan sebagai anak kos asal Sumatra, keturunan Jawa. Ia merupakan cowok yang rajin, suka menolong, pemberi solusi, berjiwa kepemimpinan, namun suasana hatinya mudah berubah.
(res)