Jakarta, CNN Indonesia -- Kepopuleran drama Korea di kancah internasional tak terlepas dari kerja keras para sineas Negeri Ginseng yang mampu menciptakan konten berkualitas tinggi. Selain itu, peran serta pemerintah Korea Selatan dalam merangsang perkembangan industri ini dengan serius juga menjadi faktor pendukung.
Saat ditemui
CNNIndonesia.com di kantornya beberapa waktu lalu, Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Kim Chang Beom memaparkan apa saja jurus moncer pemerintahnya dalam menciptakan kondisi yang sempurna demi merangsang kreativitas para kreator drama Korea, sehingga mereka bisa berkarya dengan lebih bebas dan kreatif.
Bagaimana pandangan Anda mengenai tren Hallyu, khususnya drama Korea, yang menjadi sangat populer secara global, termasuk di Indonesia?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saya pikir Hallyu atau gelombang Korea kini sudah tersebar di seluruh penjuru dunia. Itu dimulai di bagian timur laut Asia, seperti China atau Jepang. Namun, itu sudah masuk dan menyebar ke Asia tenggara, termasuk Indonesia. Dan sekarang tidak hanya di negara-negara Asia, tapi juga di Amerika, Eropa, dan Amerika Latin. Seperti demam global.
Mengapa? Saya pikir ada nilai-nilai umum, khususnya di Asia Tenggara, di Indonesia di mana orang-orang tertarik dengan kisah yang berhubungan dengan keluarga, cerita yang lebih umum karena relevan dengan kehidupannya sehari-hari. Juga banyak aktor dan aktris yang rupawan, juga personel grup idola remaja yang menarik mata dan perhatian anak muda di Indonesia.
Dan trennya naik. Pada awalnya seperti fokus pada drama dan film, sekarang K-pop, K-beauty kosmetik, hal-hal yang terkait dengan gaya hidup, dan juga sekarang rasa kuliner K-cuisine, K-food. Dan saya pikir K-language juga tengah banyak diminati. Lebih banyak anak muda mulai belajar bahasa Korea. Saya pikir ini bukan hanya fenomena yang terjadi di Indonesia, tapi juga di Asia Tenggara dan bagian lain di dunia.
Apakah Anda suka menonton drama Korea?Istri saya menonton lebih banyak dari saya. Tapi di rumah istri adalah bos, jadi saya hanya mengikuti saluran yang sedang ditonton istri saya.
Karena saya baru datang di Jakarta satu bulan yang lalu, jadi saya punya sedikit waktu untuk menonton drama Korea di Indonesia. Tapi saya menonton drama dan serial bergenre komedi-situasi ketika di Seoul.
Jadi Anda pulang ke rumah lalu ikut menonton dengan istri Anda?Dia adalah pemilik dan ratu dari saluran itu. Saya tidak punya kepemilikan.
 Aksi Gong Yoo dalam drama hit 'Goblin.' (Courtesy: TVing) |
Aktor dan aktris favorit?Aktor, saya pikir, saya tidak tahu apakah Anda sudah menonton,
Goblin, (saya suka) Gong Yoo. Dia sangat keren. Gayanya sangat bagus. Bahkan sebagai pria, saya merasa lumayan tertarik oleh gaya seperti ini, gestur dan kekuatan tatapannya. Dan
Goblin juga sangat populer di Korea dan bagian lain di dunia.
 Song Hye Kyo berperan sebagai dokter dalam drama populer 'Descendants of The Sun.' (dok. SBS via iFlix) |
Aktris, Song Hye Kyo. Dia cantik sekali. Dan
Descendants of The Sun juga salah satu drama populer yang menampilkan dirinya. Song Hye Kyo juga mirip dengan istri saya. Jadi itu mengapa saya sangat suka dia. Dia tidak hanya cantik, tapi juga tampil dengan sangat baik. Dia adalah seorang aktris yang pada beberapa adegan di
Descendants of The Sun (tampil dengan) sangat menyentuh.
Drama favorit?
Goblin, masih sangat mengesankan. Dan tentu saja
Descendants of The Sun. Dan baru-baru ini ada, bukan drama, tapi seperti (acara di mana ada) restoran yang dibuka oleh selebriti,
Yoon's Restaurant. Saya sangat suka itu karena lokasi pertama adalah Lombok. Mereka membuka restoran makanan sederhana di Lombok yang sekarang menjadi destinasi yang lumayan populer di kalangan orang Korea. Ini menjadi salah satu cara yang bagus untuk mempromosikan destinasi wisata Indonesia kepada orang asing. Jadi itu adalah kolaborasi gabungan untuk menempatkan Indonesia di peta turis di Korea.
What Happened In Bali akan digarap ulang?Iya benar. Saya pikir
What Happened In Bali sangat populer. Itu ketika saya di Jakarta. Pada 2004, saya bertemu dengan So Ji Sub dan Ha Ji Won. Mereka datang menengok kami di Kedutaan dan kami makan siang bersama. Saya dengar ada rencana menggarap ulang ya.
 Drama Korea lawas 'What Happened In Bali' dilaporkan akan digarap ulang dalam waktu dekat. (dok. SBS via sbs.co.kr) |
Adakah strategi khusus dari pemerintah untuk mempromosikan konten kreatif, seperti drama Korea, secara global?
Sebenarnya seluruh tren dan fenomena ini digerakkan oleh sektor privat, bukan dari sektor publik atau pemerintah. Pemain di pihak pemerintah atau sektor publik hanya mendukung dan menawarkan bantuan dengan mempermudah kondisi bagi mereka agar bisa bermain lebih kreatif dan memproduksi produk kreatif. Saya pikir ada satu kata untuk menjelaskan rahasia kesuksesan gelombang Korea, atau K-film atau K-drama atau K-pop, adalah makin berkurangnya regulasi pemerintah.
Jika Anda memberikan makin sedikit regulasi dan sedikit petunjuk, para pemain di dunia hiburan, atau produser, penyanyi, penulis lagu akan menjadi lebih bebas, kreatif dan terbuka. Jadi saya pikir peran pemerintah harus lebih fokus untuk memberikan bantuan, bantuan finansial, deregulasi peraturan apapun yang masih ada, dan juga menyediakan kesempatan bagi mereka untuk berhubungan dengan para pemain global.
Rahasia kesuksesan K-film atau K-drama adalah karena mereka menjadi global, bukan hanya berada di dalam Korea dan berhubungan dengan para pemain lokal. Mereka harus berkompetisi dengan para pemain di industri hiburan di Amerika Serikat, Inggris, dan negara-negara Asia lainnya. Jadi saya pikir itu membantu mereka tumbuh lebih jauh.
 Pemerintah Korea Selatan melakukan deregulasi yang bisa menciptakan kondisi yang mendukung penuh para kreator drama dalam berkarya. (dok. TVing) |
Adakah misi khusus dalam mempromosikan konten kreatif lokal, khususnya drama Korea, ke negara lain?
Tentu saja pemerintah Korea secara umum mempromosikan penyebaran kebudayaan terkait Korea, termasuk K-drama dan K-film, tapi kami tidak menyelipkan elemen politik di sana, karena, misalnya jika para penonton atau audiens merasa bahwa ‘Sepertinya di sini ada agenda tersembunyi di balik film ini,’ maka mereka tidak akan terpesona. Mereka akan, takutnya, menarik diri. ‘Tidak, itu bukan yang saya mau.’ Saya pikir tidak ada elemen politik, tidak ada agenda tersembunyi.
Dan juga bagi kami, bukan hanya bahwa Korea punya kebudayaan beragam, tapi juga warisan budaya tradisional, lagu cerita rakyat, tarian rakyat, musik rakyat, bahkan musik lawas di Dinasti Joseon dan musik klasik juga, dan bahasa.
Apakah pemerintah juga memberikan bantuan dengan bentuk penggunaan wilayah tertentu untuk syuting?
Khususnya pemerintah lokal yang sangat mendukung inisiatif seperti itu karena mereka membutuhkan lebih banyak turis, bukan hanya wisatawan domestik dari Korea tapi juga wisatawan asing. Misalnya, Pulau Nami yang merupakan pulau kecil yang merupakan salah satu destinasi bagi wisatawan asing dan pemerintah lokal mendorong sineas atau bahkan Youtuber untuk mendatangi tempatnya dan syuting.
Jadi itu adalah cara untuk mempromosikan citra atau merek nama dari destinasi. Juga dalam kasus Yoon’s Restaurant, itu juga menjadi cara untuk mempromosikan Lombok kepada orang Korea. Jadi lebih baik pemerintah Indonesia mengalihkan lebih banyak energi dan sumber daya untuk mendorong sineas asing, misalnya sineas Korea, untuk melakukan proyek kerjasama, jadi banyak kota, pulau, dan tempat cantik di Indonesia bisa ditampilkan dalam drama atau film.
Bagaimana pemerintah Korea mengubah produk konten kreatif menjadi sebuah alat diplomasi dan stimulator ekspor?
Saat ini diplomasi publik adalah salah satu pilar aktivitas diplomatik di seluruh dunia. Dari seluruh diplomasi publik, diplomasi budaya adalah faktor kunci. Jadi bagaimana untuk mempromosikan merek kami? Di masa lampau itu berada di tangan para komunitas bisnis. Kini, semua bergandengan tangan. Merek Samsung bisa dipromosikan dengan penampilan Song Hye Kyo di drama apapun. Dan juga penampilan luar biasa Bigbang atau EXO bisa digunakan oleh perusahaan global Korea lain, sebagai sponsor, mereka bisa menggelar konser besar dengan memamerkan nama merek mereka. Saya pikir itu semua dikombinasi. Jadi diplomasi budaya adalah untuk menghubungkan dua negara, khususnya orang-ke-orang, mengenal satu sama lain lebih baik dan lebih dalam. Jadi itu lintas negara dan bangsa.
Aksi lintas negara bisa dipromosikan dengan aktivitas kebudayaan. Jadi sekarang siswa Korea belajar bahasa Indonesia dan mencoba merasakan pengalaman membuat batik, misalnya. Tapi di saat yang sama, anak muda Indonesia sekarang belajar bahasa Korea dan merasakan gaya hidup Korea dengan mencoba memakai hanbok, baju tradisional Korea.
Bagaimana pandangan Anda mengenai situs ilegal yang menyediakan konten drama dan musik Korea? Karena faktanya, banyak orang Indonesia yang mengakses situs seperti itu.
Situs legal apa pun memberikan lebih banyak kerusakan terhadap industri hiburan. Dan karena ini bukan legal, maka di tahap tertentu bisa menjadi berisiko. Namun, saya tidak ingin menyalahkan anak muda Indonesia yang mencoba untuk mencari alternatif untuk mengakses apa pun, musik, film atau drama karena itu adalah tindakan natural mereka untuk menunjukkan kesenangan terhadap konten itu. Kami juga merasa ada batasan atau kekurangan akses ke produk hiburan berkualitas tinggi lewat media legal. Di tahap tertentu kami harus melakukan sesuatu, tapi akan selalu ada saluran-saluran yang tidak diizinkan untuk produk hiburan yang banyak diminati. Jadi kami harus melihat.
 Drama Korea kini menjadi salah satu produk Hallyu yang digunakan pemerintah Korea Selatan untuk melakukan diplomasi lembut. (dok. SBS) |