Jakarta, CNN Indonesia -- Jelang pernikahan yang akan dihelat pada Mei mendatang,
Pangeran Harry telah memilih kakaknya sendiri,
Pangeran William, sebagai pendampingnya menuju altar nanti.
Hal itu diumumkan oleh Istana Kensington melalui akun media sosialnya. Pengumuman itu juga disertai sejumlah foto yang menggambarkan kedekatan kakak-adik tersebut.
"Pangeran William merasa terhormat diminta [menjadi pendamping Pangeran Harry], dan sangat menantikan untuk mendukung adiknya di Kapel St George, Windsor, pada 19 Mei," kata pihak Istana Kenstington.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Permintaan Pangeran Harry ini seperti timbal balik usai ia menyatakan setuju menjadi pendamping Pangeran William ketika menikahi Kate Middleton pada 2011 lalu.
Ketika Pangeran William menikah dengan Kate Middleton pada 29 April 2011, bukan hanya Pangeran Harry yang bertugas menjadi pendamping mempelai.
Kala itu, ada empat pendamping perempuan yang menemani Kate Middleton, salah satunya adalah Lady Louise Windsor yang masih berusia tujuh tahun, putri dari Pangeran Edward, paman Pangeran William.
Namun sebagai pendamping mempelai pria, hanya Pangeran Harry yang dipercaya oleh Pangeran William untuk menjadi orang terbaik di sampingnya menyambut Kate di altar.
Hal itu termasuk mendobrak tradisi pernikahan Kerajaan Inggris yang biasanya memiliki lebih dari satu pendamping, baik laki-laki maupun perempuan.
Pangeran Harry kala itu mengaku bahagia dengan pernikahan abangnya. Ia menyebut salah satu kebahagiaan itu adalah akhirnya ia mendapatkan saudara perempuan, satu hal yang tak pernah ia dapatkan.
Di sisi lain, pernikahan Pangeran Harry dengan Meghan Markle semakin menunggu hari. Kapel tempat berlangsungnya akad pernikahan Pangeran Harry dan Meghan Markle rencananya bakal diisi 800 kursi undangan.
Diberitakan
Hollywood Reporter, meski daftar tamu pernikahan Pangeran Harry dan
Meghan Markle belum secara resmi diumumkan, tamu dipastikan tidak ada yang berasal dari politisi.
Hal ini berarti, tidak ada undangan bagi sejumlah kepala negara maupun mantan petinggi pemerintahan, seperti Presiden AS Donald Trump, Perdana Menteri Inggris Theresa May, maupun Barack dan Michelle Obama.
[Gambas:Video CNN] (end)