Syukuri Laut, Ratusan Nelayan Sabang Gelar Khanduri Laot

Resty Armenia | CNN Indonesia
Sabtu, 28 Apr 2018 15:24 WIB
Lewat Khanduri Laot, para nelayan dan masyarakat pesisir di Kota Sabang, Pulau Weh, Provinsi Aceh menunjukkan rasa syukur atas rezeki yang datang dari laut.
Para nelayan di Kota Sabang, Pulau Weh, Provinsi Aceh melakukan prosesi pelepasan kapal pukat sebagai bagian dari upacara tradisi tahunan Khandori Laot. (CNN Indonesia/Resty Armenia)
Sabang, CNN Indonesia -- Para nelayan dan masyarakat pesisir di Kota Sabang, Pulau Weh, Provinsi Aceh punya cara tersendiri dalam menunjukkan rasa syukur atas rezeki yang datang dari laut. Lewat upacara tradisional tahunan khanduri laot, mereka menyampaikan doa kepada Allah yang telah melimpahkan nikmat bahari.

Seratusan nelayan beserta beberapa panglima laot (laut) dan pejabat terkait menghadiri festival Gelar Tradisi Masyarakat Pesisir Khanduri Laot di area Dermaga Container (CT-3) Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS). Meski khanduri laot digelar setiap tahun, namun ini adalah tahun pertama upacara ini dilaksanakan secara akbar dengan konsep festival.

Serangkaian prosesi digelar, mulai dari aksi balas pantun, seumapa, pembacaan ayat kursi, pelantunan syair Aceh, penyantunan anak yatim, pelepasan kapal pukat, sampai aksi tarian seni air tradisional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Tak hanya warga dan nelayan setempat, sejumlah kapal yang berisi turis asing peserta Sabang Marine Festival (SMF) 2018 pun turut menyaksikan acara tersebut.

"Pemkot Sabang mengusulkan untuk menggelar khanduri laot kepada Kemendikbud sebagai bentuk rasa syukur atas rezeki Allah dari seluruh masyarakat Sabang, serta melestarikan adat istiadat budaya warisan leluhur Aceh yang harus terus dilestarikan," ujar Wali Kota Sabang Nazaruddin dalam pidato sambutannya.

Festival ini, menurut Nazaruddin, pun semakin mengukuhkan kembali keberadaan lembaga adat seperti panglima laot yang telah eksis sejak ratusan tahun lalu.

"Selama ini para panglima laot terus ada, terutama memimpin persekutuan adat di wilayah laut," ujarnya.


Ia pun beranggapan khanduri laot bisa menjadi alat untuk mempererat harmonisasi antaranggota masyarakat dan sarana sosialisasi peraturan laut yang telah dilestarikan oleh para leluhur Aceh.

Dalam gelaran festival khanduri laot, dipamerkan pula produk kreatifitas masyarakat pesisir, seperti anyaman tikar dari Kabupaten Pidie Jaya, Gampong (distrik bahari) Anoi Itam, Gampong Cot Bau, dan masih banyak lagi.

Menurut Panglima Aneuk laot Tengku Sulaiman Daud, tradisi upacara khanduri laot biasanya digelar masyarakat pesisir provinsi paling ujung barat Sumatrea itu pada bulan Syakban (bulan ke-8 tahun Hijriah), sebelum Ramadhan.

Biasanya, para nelayan dari masing-masing lhok (wilayah dalam) akan secara sukarela mengumpulkan dana untuk menyelenggarakan syukuran ini bersama anak yatim.

(asa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER