Karimun Jawa, CNN Indonesia -- Meski kebanyakan warga Karimunjawa menggantungkan hidupnya pada laut, ada sekelompok orang yang masih bergantung pada pertanian. Jumlahnya memang tak banyak. Tapi mereka lah yang mempertahankan sawah terakhir di kepulauan di Jepara, Jawa Tengah itu.
Sawah di Karimun Jawa hanya tersisa di Dusun Cikmas. Luasnya sekitar 14 hektar. Ketua Kelompok Tani Sapa Nyana Traweh mengatakan, sawah-sawah lain sudah beralih menjadi tambak udang. "Mulai tahun 2000-an," kata Traweh kepada
CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.
Meski jadi hanya satu-satunya, sawah itu cukup menghasilkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Sawah terakhir di Karimun Jawa. (CNN Indonesia/Tri Wahyuni) |
Sebagai tanda syukur, kelompok tani Sapa Nyana pun menggelar kirab budaya, Memeden Sawah setiap tahunnya.
"Acara ini digelar sebagai tanda syukur karena panennya lumayan dan semoga panen selanjutnya juga bisa lebih baik," kata Widyo Babahae, pemandu acara kirab yang tahun ini digelar Sabtu (5/5), saat
CNNIndonesia.com berkesempatan mengunjunginya.
Memeden Sawah artinya orang-orangan sawah, yang biasanya digunakan untuk mengusir hama dan dipasang di antara padi-padi yang telah menguning.
Namun di Dusun Cikmas, memeden sawah dipasang setelah habis panen atau tanam kembali. Tujuannya untuk mengingatkan masyarakat agar tetap waspada karena hama bisa datang kapan saja, tak hanya setelah padi menguning.
Mengenakan pakaian tani dan membawa hasil pertaniannya, warga berpawai menuju sawah terakhir mereka. Beberapa orang-orangan sawah yang menjadi ikon perayaan pun ikut dibawa.
Sebagian lain membawa atribut tani seperti arit. Ada juga yang membawa gunungan yang berisi sayur-sayuran. Biasanya itu menjadi persembahan atas hasil bumi dari sawah mereka.
Sesampainya di lokasi perayaan, petani yang membawa memeden menancapkannya di tepi sawah sebagai simbol untuk mengusir hama. Setelahnya mereka berdoa bersama sebagai tanda syukur atas hasil panen yang sudah didapat dan memohon kebaikan atas padi yang akan ditanam.
 Gunungan dibawa sebagai bentuk rasa syukur atas hasil bumi. (CNN Indonesia/Tri Wahyuni) |
Perayaan diakhiri dengan makan bersama untuk mempererat tali silaturahmi antar warga.
Kesulitan PetaniBukan hanya 'godaan' mengubah sawah menjadi tambak udang, yang lebih lazim bagi masyarakat kepulauan, yang membuat sawah di Karimunjawa menipis. Di Dusun Cikmas saja, meski hasil panennya meningkat sampai 10 persen per tahun, para petani masih sulit mendapatkan pupuk.
Mereka harus menyeberang ke Pulau Jawa untuk mendapatkan pupuk terbaik dengan harga yang bersahabat. "Kami mengalami kelangkaan pupuk di sini, sangat mahal. Kalau tidak beli ke Jepara susah sekali carinya," kata Traweh.
Traweh bersama kelompok taninya pun meminta bantuan pemerintah memasok pupuk ke daerah mereka. Jika tidak, bukan tidak mungkin sawan terakhir itu akan lenyap karena fungsinya beralih ke tambak atau yang lain. Apalagi pariwisata di sana mulai dilirik investor.
"Kalau pupuk susah, bibit susah, ya bukan tidak mungkin lahan ini kami jual," ujarnya.
(rsa)