Jakarta, CNN Indonesia -- Penyanyi wanita aliran soul Aretha Franklin tutup usia pada umur 76 tahun. Dia meninggal di kediaman pribadinya di Detroit, Amerika Serikat, pada Kamis (16/8).
Semasa hidupnya, Franklin mewariskan banyak karya di dunia tarik suara. Para penyanyi di jalur soul, pop, dan lainnya di masa kini menjadikan dia sebagai panutan karena kemampuan olah vokalnya yang dahsyat lantaran rentang suaranya yang bertenaga.
Aretha lahir pada 25 Mart 1942 di Tennessee, tetapi dibesarkan di Detroit. Ayahnya, C.L. Franklin, adalah seorang pendeta dan salah satu motor penggerak gerakan kesetaraan dan hak sipil kulit hitam di Amerika Serikat. Dia berteman baik dengan mendiang Martin Luther King. Namun, dia ditangkap karena menggunakan narkoba.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, Aretha kecil jatuh hati pada dunia tarik suara karena kerap hadir dalam misa-misa di gereja. Dia terpukau dengan lagu-lagu rohani yang dibawakan dengan apik di oleh para penyanyi kulit hitam.
Beranjak remaja, Aretha semakin giat mengasah bakatnya dalam bernyanyi. Dia mulai berlatih bersama dengan sejumlah 'pendekar' lagu rohani. Antara lain Staple Singers, the Soul Stirrers, James Cleveland dan The Mighty Clouds of Joy.
Aretha lantas mencoba meluaskan khasanah bermusiknya dengan menjajal aliran jazz dan R&B dan memilih mengubah haluan ke segmen umum. Dia merasakan ditempa oleh para musikus ternama saat itu, yakni Sam Cooke, Art Tatum, Dinah Washington, Fats Domino dan Bobby Bland.
Pada 1960-an, Aretha mendobrak dunia musik soul dengan kemampuan suaranya yang sangat bertenaga. Dia pun langsung sejajar dengan penyanyi soul papan atas seperti Otis Redding, Sam Cooke, dan Wilson PIcket.
Selama kariernya, Franklin telah mengumpulkan 18 piala Grammy Awards, termasuk satu piala Lifetime Achievement. Pada 1987, dia menjadi wanita pertama yang masuk dalam jajaran the Rock and Roll Hall of Fame.
Franklin juga dikenal melalui sejumlah hit di tiga dekade, seperti (You Make Me Feel Like) A Natural Woman (1968), Day Dreaming (1972), Jump to It (1982), Freeway of Love (1985), dan A Rose Is Still A Rose (1998).
 Aretha Franklin semasa hidup. (AFP PHOTO / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Noam Galai) |
Meski demikian, Aretha juga dikenal berperangai pemalu dan kadang sulit diajak bekerja sama. Dia juga selalu merasa bersaing dengan penyanyi perempuan lain. Satu hal yang diingat adalah dia selalu meminta dibayar tunai sebelum manggung. Dia juga tidak bisa bepergian dengan pesawat terbang. Alhasil, jika hendak melakukan tur maka penyelenggara menyediakan bus khusus buatnya.
Meski demikian, Aretha juga dikenal sangat dekat di kalangan pegiat kulit hitam dan hak sipil di AS. Dia menyumbangkan suaranya dengan bernyanyi dalam acara pemakaman Martin Luther King Jr., dan didapuk bernanyi saat pelantikan Presiden Bill Clinton serta Barack Obama. Karena itulah dia dianugerahi Medali Kebebasan Kepresidenan pada 2005. Kini, sang ratu telah pergi selamanya, tetapi warisannya bakal abad sepanjang masa.
[Gambas:Video CNN] (ayp)