Jakarta, CNN Indonesia -- "Om ingin, kalau yang menjadi
Wiro Sableng itu anak Om," kata Bastian Tito pada aktor Herning Sukendro alias Ken Ken, saat ia pertama memerankan Pendekar 212 era 1990-an.
Bastian adalah pencipta karakter Wiro Sableng. Anak yang ia maksud adalah putranya, Vino G. Bastian. Kini, dua dekade kemudian, Vino benar mewarisi peran itu dari Ken Ken. Ia menjadi Wiro Sableng dalam film
Wiro Sableng Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212.Ken Ken masih ingat betul 'wasiat' dari tokoh genius di balik 185 novel tentang pendekar lokal yang terbit selama 39 tahun itu. Maka saat ia juga terlibat di
Wiro Sableng Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212, meski tak lagi sebagai Wiro, sang aktor menyampaikannya pada Vino langsung, bahkan di hadapan publik dan media, saat jumpa pers Agustus lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Vino setengah percaya, setengah tidak. Ia tahu sang ayah suka bercanda dan sableng seperti karakter bikinannya. Bicaranya pun terkadang satir. "Mungkin memang dia bercita-cita bahwa keluarga kelak yang melestarikan karyanya," katanya pada
CNNIndonesia.com.
Vino dan Wiro Sableng punya jarak hidup yang tak dekat. Saat cerita itu pertama dijadikan novel pada 1967, ketika sang ayah menuangkan imajinasi kepalanya dalam ketikan, Vino masih sangat kecil. Tapi kini jarak usia mereka dipersempit lewat Vino yang menekuni dunia seni peran sejak 2004. Bak takdir, peran Wiro Sableng pun jatuh ke tangannya.
Popularitas Wiro Sableng yang tampak abadi itu, sebenarnya sempat pudar setelah ia diadaptasi ke dalam film pada 1980-an dan sinetron pada 1990-an.
 Novel 'Wiro Sableng' karya Bastian Tito, ayah Vino. (CNN Indonesia/M Andika Putra) |
Sebenarnya, Vino mengatakan, banyak pihak yang meminta izin kepada keluarga Bastian untuk menghidupkan kembali Wiro Sableng. Namun keluarga menolak karena tak ingin kisah legendaris itu jatuh ke tangan yang salah. Sampai akhirnya, tibalah awal tahun 2015.
CEO Lifelike Pictures yang juga kakak ipar Vino, Sheila (Lala) Timothy datang dan berkata bahwa ia ingin membawa
Wiro Sableng ke level yang lebih tinggi. "Buat gue itu jawaban dari selama ini," kata suami dari aktris Marsha Timothy yang juga adik Lala Timothy itu.
Saat itu, Vino sama sekali tidak menginginkan peran Wiro Sableng. Ia hanya ingin melestarikan karya ayahnya. Proses pra produksi pun berjalan. Tim mulai mencari aktor.
Lala sebagai produser sekaligus penulis naskah menggandeng para ahli di bidangnya untuk bergabung. Aktor sekaligus pesilat Yayan Ruhiyan ia jadikan koreografer dan pemain. Ardianto Sinaga direkrut menjadi art director, Caravan Studio sebagai art designer dan Aria Prayogi sebagai music composer serta sound designer.
Tapi Lala belum juga mendapat aktor yang pas untuk memerankan Wiro. Sudah ada sejumlah aktor di-casting, yang jago akting sampai bela diri. Namun Lala tetap 'menggoda' Vino untuk terlibat dengan memamerinya desain produksi serta mereka yang sedang di-casting.
"Gue melihat ini serius banget mau melestarikan Wiro Sableng, masa gue enggak ikut. Gue dibesarkan dan disekolahkan dari Wiro Sableng, rugi banget kalau enggak ikut," batin Vino.
Dalam kesempatan berbeda, Lala menjelaskan bahwa sebenarnya perawakan Wiro Sableng di novel mirip dengan fisik Vino. Ia dideskripsikan berkulit putih dan berwajah tampan.
Jadilah Vino harus mendalami karakter Wiro Sableng dengan membaca 10 novel pertama serta naskah film yang ditulis Lala bersama Tumpal Tampubolon dan Seno Gumira Ajidarma. Padahal dulu saja Vino tak membaca novel-novel karya ayahnya karena disodori komik lain.
Ia juga meminta pendapat aktor lain tentang pendalaman karakter Wiro Sableng.
Ini bukan punya keluarga lagi, ini punya Indonesia.Vino G. Bastian |
"Gue bilang sama tim supaya memisahkan gue sebagai anak Bastian Tito dengan aktor."
Untunglah, selama syuting aktor 36 tahun itu tidak mengalami kesulitan berarti. Ia sudah berlatih adegan laga selama enam bulan dengan kostum dan properti yang sama seperti yang dipakai saat syuting. Ia juga sudah terlatih naik gunung saat kuliah.
Syuting di tengah hutan yang dingin pun bukan masalah baginya.
Kini Vino merasa, ia tak lagi sekadar melestarikan karya ayahnya. "Ini bukan punya keluarga lagi, ini punya Indonesia, jadi anak cucu kita harus tahu Wiro Sableng," ujarnya.
(rsa)