Jakarta, CNN Indonesia -- Pencarian sutradara untuk sekuel
Venom telah mengerucut. Saat ini
Sony Pictures memiliki tiga kandidat, yaitu Andy Serkis, Travis Knight dan Rupert Wyatt.
Melansir Variety, ketiga sutradara tersebut sudah bertemu dengan pihak Sony Entertainment. Namun masing-masing berada di posisi sama, tidak ada yang menjadi prioritas pilihan.
Bila melihat sepak terjang masing-masing sutradara, Wyatt memiliki pengalaman yang paling banyak. Ia telah menyutradarai lima film, sementara Serkis menyutradarai satu film dan Knight belum pernah menyutradarai satu pun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berita Film Pilihan Lainnya |
Sony Pictures berharap bisa memulai pengambilan gambar pada musim gugur yang jatuh pada akhir September mendatang. Dengan begitu mereka harus segera menentukan siapa yang akan menjadi sutradara.
Terlebih, sejak Januari lalu penulis skenario Kelly Marcel telah mengembangkan cerita sekuel
Venom. Penulis asal Inggris ini diketahui juga menjadi salah satu penulis naskah film pertama
Venom yang rilis pada 2018.
 Tom Hardy dipastikan akan kembali memerankan jurnalis Eddie Brock. (AFP PHOTO / Tolga AKMEN) |
Aktor Tom Hardy akan kembali berperan sebagai Eddie Brock alias Venom dalam sekuel tersebut. Kabar itu dikonfirmasi langsung oleh sang produser, Amy Fascal.
Potensi keberadaan sekuel sudah tampak di film pertama di salah satu adegan saat Brock mewawancarai pelaku pembunuhan bernama Cletus Kasady (Woody Harrelson). Saat itu, Kasady berkata akan melakukan pembantaian setelah keluar penjara.
Penggemar yang menyimak versi komik pasti mengenal pembunuh serial tak bermoral yang menakutkan tersebut sebagai salah satu musuh terbesar Venom. Saat berubah jadi monster, ia bernama Carnage.
Kabar penggarapan film ini dipastikan setelah Sony Pictures menetapkan tanggal perilisan sekuel yang diadaptasi dari komik Marvel itu pada Oktober 2020. Sampai saat ini sekuel tersebut belum memiliki judul resmi.
Selain itu, pembuatan sekuel film juga didasarkan keuntungan. Venom berhasil mengantongi pendapatan sekitar US$855 juta (Rp12 triliun) untuk penjualan secara global, meski mendapat ulasan bernada negatif.
[Gambas:Video CNN] (adp/rea)