Jakarta, CNN Indonesia -- Pentolan band
Teenage Death Star,
Sir Dandy, berharap folk di Indonesia dapat berkembang sehingga bisa membawa keseimbangan dalam industri musik dalam negeri.
"Gua sih berharap ada banyak jenis folk yang bermunculan lagi biar mengimbangi yang lain, jadi orang enggak bosan. Ada pilihan gitu," ujar Sir Dandy saat berbincang dengan
CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.
Sir Dandy sendiri termasuk salah satu musisi solo independen yang awal mengusung folk ketika merilis album perdana pada 2011 lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dulu tuh folk-folk belum rame dan niatnya juga memang bukan jadi musisi folk, tapi memang karena bisanya main gitar aja," tutur musisi pemilik nama lahir Dandi Achmad Ramdani ini.
Menurut Sir Dandy, karena saat itu musiknya dianggap unik, kariernya juga cepat menanjak. Setelah pentolan Teenage Death Star itu merilis album solo, semak barulah bermunculan musisi folk lainnya.
"Kan abis itu kalo enggak salah rame tuh si folk, rame kan sempet ada. Sebenarnya itu bagus tuh, cuma biar ada variasi aja," tutur musisi yang akrab disapa Acong tersebut.
Sir Dandy kemudian menyandingkan fenomena tersebut dengan perkembangan bisnis pakaian distro di Bandung pada awal medio 2000-an.
"Kan dulu awalnya cuma UNKL. Dulu gua sempet ngomong gitu juga, 'Gua berharap ada banyak merek, biar hidup. Ekonominya hidup. Orang-orangnya hidup,' terus bener kan sempet booming," ucap Sir Dandy.
[Gambas:Video CNN]Namun, Acong menyayangkan sikap orang Indonesia yang terlalu cepat bosan sehingga satu tren berlalu begitu saja. Ia pun berharap satu tren bisa dijaga agar berkesinambungan.
"Musik juga sih enaknya kayak gitu. Kalau ada tren satu, ya kalo bisa ada juga yang lain, jangan banyak-banyak juga, nanti stereotype. Tapi, harus ada yang jenis folk muncul tuh bagus, jadi biar ngimbangin yang lain," katanya.
Penampilan "folk" Sir Dandy sendiri bisa disaksikan di Music at Newsroom melalui streaming di CNNIndonesia.com pada Jumat (29/11) pukul 14:00 WIB.
(has)