Jakarta, CNN Indonesia -- Tim produksi di balik serial
The King: Eternal Monarch meminta maaf dan akan membuat perubahan pada drama tersebut menyusul kritik terhadap arsitektur set yang terlihat mirip dengan kuil-kuil
Jepang.
Pernyataan ini dilontarkan setelah sejumlah pihak melontarkan protes setelah drama fantasi tersebut tayang perdana pada 17 April lalu.
Kisah serial ini mengambil latar dua alam semesta paralel, yaitu satu dengan demokrasi modern, dan yang lainnya alam semesta alternatif di mana Korea menjadi monarki.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kontroversi mencuat karena di episode awal, dunia fiksi Kekaisaran Korea yang digambarkan dalam video pembuka tampak menggunakan gambar-gambar bangunan mirip kuil-kuil Jepang.
Sejumlah orang lantas berspekulasi bangunan itu terinspirasi dari Kuil Todai-ji dan pagoda lima lantai di Jepang, Kofuku-ji.
Beberapa penonton juga melihat kemiripan antara Cap Kekaisaran untuk Kekaisaran Korea fiksi dan Cap Kekaisaran Jepang yang sebenarnya.
Masalah ini melampaui kekhawatiran sekadar plagiarisme karena Korea dan Jepang memiliki sejarah panjang konflik historis.
Sentimen negatif zaman modern tentang negara itu sering dikaitkan dengan Jepang yang menjadikan Korea koloni kekaisarannya pada 1910.
Perseteruan panjang tersebut juga kerap membuka luka lama terkait Jugun Ianfu, sebutan bagi perempuan beberapa negara jajahan Jepang, termasuk Korea, yang dipaksa menjadi "wanita penghibur" selama Perang Dunia II.
Perselisihan perdagangan antara kedua negara baru-baru ini juga meningkatkan cekcok antara Korea dan Jepang. Tak ayal, penggambaran di drama The King: Eternal Monarch ini memicu kontroversi baru.
Menanggapi kontroversi ini, tim The King: Eternal Monarch melalui Hwa & Dam Pictures akhirnya merilis pernyataan pada Senin (20/4). Di awal pernyataan tersebut, mereka meluruskan isu mengenai cap Kekaisaran Korea di serial itu.
"Untuk mewakili monarki konstitusional di mana kepemimpinan berpusat di sekitar keluarga kekaisaran, kami menciptakan segel kekaisaran Kekaisaran Korea dengan desain 'bunga plum ganda' di mana bunga dirangkai dengan bunga lain. Ini sama sekali tidak terkait dengan Cap Kekaisaran Jepang," demikian pernyataan Hwa & Dam Pictures, dikutip dari
Soompi.
[Gambas:Youtube]Setelah itu, Hwa & Dam Pictures memberikan klarifikasi terkait bangunan yang disebut-sebut mirip dengan kuil Jepang.
Dalam kasus pagoda kayu, Hwa & Dam Pictures mengaku menggunakan desain pagoda lima tingkat Baekje yang dipajang di Baekje History Reproduction Complex sebagai dasar desain.
"Namun, dalam kasus pagoda kayu dua lantai, kami menggunakan fitur kuil Buddha Korea dan istana kerajaan China sebagai dasar untuk membuat pagoda kayu fiksi, dan kami telah memverifikasi bahwa beberapa fitur kuil Jepang digunakan dalam proses tersebut," bunyi kutipan keterangan mereka.
Pernyataan berlanjut, "Itu jelas kesalahan kami, tidak peduli alasannya, karena tidak memperhatikan setiap detail dalam proses mendesain dunia fiksi Kekaisaran Korea, dan kami dengan tulus meminta maaf."
Lebih lanjut, tim produksi pun berkomitmen untuk segera memperbaikinya, dan memastikan pemirsa tidak akan merasa tak nyaman lagi ketika menonton drama dari episode 3 dan seterusnya.
"Kami juga akan memperbaikinya dalam tayangan ulang dan layanan video-on-demand untuk episode yang telah ditayangkan. Kami sekali lagi meminta maaf, dan kami akan mencoba yang terbaik untuk membuat drama berkualitas tinggi," tulis Hwa & Dam Pictures.
(agn/has)