Jakarta, CNN Indonesia --
Hanung Bramantyo menyandingkan beban menggarap adaptasi film laris Korea, Miracle in Cell No. 7, dengan saat ia menyutradarai
Bumi Manusia yang diangkat dari novel karya Pramoedya Ananta Toer.
"Ini film yang memiliki beban kedua setelah Bumi Manusia. Kalau Bumi Manusia itu novelnya sudah terkenal sekali, sementara ini filmnya pun sudah terkenal sekali. Jadi ketika film ini mau ditayangkan, sudah banyak komentar," ujar Hanung dalam konferensi pers melalui YouTube milik Falcon Pictures.
Lebih lanjut, Hanung bahkan menyebut bahwa adaptasi dari film memiliki tingkat kesulitan yang lebih berat karena perbandingannya berasal dari medium sama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau novel itu kan bentuknya teks, bayangan orang akan beda-beda. Tapi kalau ini semua orang sudah lihat pemain, sudah tahu jalan cerita dan sebagainya. Dan ini dibuat versi Indonesia. Ceritanya sama dan orang sudah tahu ending-nya. Pastinya itu jadi beban. Beban banget," ucapnya.
Sebagai sutradara, Hanung juga mengakui punya hasrat untuk menyuguhkan sesuatu yang berbeda. Oleh karena itu, dia pun melibatkan produser secara aktif untuk membantu agar ia tetap berada dalam koridor, menjaga keaslian cerita.
Film Miracle in Cell No.7 versi Korea sendiri berpusat pada seorang laki-laki bernama Lee Yong Gu (Ryu Seung Ryong) yang dipenjara karena salah tuduh sebagai pelaku pembunuhan.
Di dalam penjara, dia satu sel dengan beberapa pelaku tindak kriminal dan kemudian menjalin pertemanan. Para pelaku kriminal ini malah membantu Yong Gu yang merindukan anaknya dengan menyelundupkan sang buah hati ke dalam penjara.
Atas dasar cerita yang melibatkan aspek hukum tersebut, Hanung juga tak menggunakan latar negara Indonesia.
"Yang main Vino (G. Bastian) dan seluruh aktor Indonesia, tapi hukum yang ada di film bukan yang ada di Indonesia. Jadi kami ciptakan hukum sendiri, latarnya fiktif. Karena kalau mengikuti hukum Indonesia dan ada yang tidak akurat, itu akan berbahaya," kata Hanung.
[Gambas:Video CNN]Dia juga menambahkan bahwa keputusan ini diambil tim produksi setelah berdiskusi dengan kuasa hukum mereka.
Miracle in Cell No.7 versi Indonesia akan dibintangi oleh Vino G. Bastian sebagai pemeran utama. Deretan pemain lainnya juga termasuk Indro 'Warkop', Tora Sudiro, dan Deni Sumargo.
Selain itu, sejumlah pendatang baru, seperti Bryan Domani, Indra Jegel, Muhammad Rizki Rakelna, serta aktris cilik Graciella Abigail yang sebelumnya bermain di Habibie & Ainun 3, juga ambil bagian.
Dalam versi Korea, film Miracle in Cell No.7 berada di bawah arahan sutradara Lee Hwan Kyung. Film itu berhasil meraih kesuksesan dengan cepat sejak tayang di bioskop pada Januari 2013 dan memperoleh pendapatan sebesar US$81,8 juta.
Kini, film tersebut menempati posisi ketiga film terlaris sepanjang masa di Korea Selatan setelah Along with the Gods: The Two Worlds dan Train to Busan.
(agn/has)