Jakarta, CNN Indonesia -- Label khusus dewasa tak menghalangi
The World of the Married mencetak rekor sebagai
drama dengan rating paling tinggi sepanjang sejarah televisi kabel Korea Selatan.
Sang sutradara, Mo Wan-il, memang sudah mewanti-wanti sejak awal bahwa drama terbarunya itu ditujukan bagi penonton berusia 19 tahun ke atas karena menampilkan banyak konten eksplisit, seperti kekerasan serta kehidupan riil rumah tangga.
Namun, penonton tetap menyambut hangat hingga The World of the Married mendapatkan rating 24,3 persen untuk episode ke-14 pekan lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
The World of the Married pun menjadi anomali karena tak banyak drama dengan rating dewasa yang tayang di televisi akhirnya laris di Korea Selatan.
Kantor berita
Yonhap melaporkan bahwa Korea Selatan merupakan salah satu negara yang warganya enggan membahas permasalahan seksual.
Saluran televisi Korea Selatan berhak mengevaluasi dan menilai konten mereka sendiri. Sementara itu, Komisi Standar Komunikasi Korea yang dikelola pemerintah memeriksa kepatutan dari rating setelah serial tayang perdana.
Oleh sebab itu, serial televisi yang memberikan rating khusus dewasa dianggap hanya menargetkan penonton sedikit.
Beberapa drama Korea khusus dewasa yang telah tayang di antaranya Bad Guys (2014), Voice (2017), dan Misty (2018). Ketiga drama tersebut menarik perhatian, tapi tak meraih popularitas yang besar di kalangan penonton.
Beberapa sineas lantas lebih memilih menayangkan karyanya yang eksplisit di kanal streaming seperti Netflix, salah satunya Kingdom.
Dalam sejumlah kesempatan, penulis Kingdom, Kim Eun-hee, mengungkapkan bahwa ia sudah ingin memproduksi serial itu sejak 2011.
Namun, ia kesulitan mengangkat karyanya ke layar kaca karena mengandung banyak adegan kekerasan. Serial itu akhirnya dipercayakan kepada Netflix.
 Ilustrasi serial Kingdom. (Dok. Netflix) |
Extracurricular juga menjadi contoh lainnya. Serial yang menceritakan kehidupan ganda sekelompok pelajar di Korea Selatan ini juga diberi rating khusus dewasa dan meraih popularitas melalui Netflix.
Serial tersebut memiliki banyak konten yang bertolak belakang dengan drama Korea bertema sekolah pada umumnya. Extracurricular menceritakan kekerasan, pekerjaan seksual, pelecehan, eksploitasi, serta perundungan di kalangan pelajar.
Kritikus budaya Jeong Duk-hyun mengatakan kehadiran layanan streaming membuat para sineas bisa lebih kreatif karena tak terikat dengan sistem rating. Selain itu, sineas juga bisa menarik lebih banyak penonton di seluruh dunia.
"Produser jadi memiliki ide dan materi yang terbatas karena dianggap tabu, sehingga genre amat terbatas seperti romansa saja. Namun sekarang, mereka bisa mencoba konten-konten baru karena untuk dewasa," kata Jeong Duk-hyun.
(chri/has)
[Gambas:Video CNN]