Pengamat Ungkap Kesalahan Fatal The King: Eternal Monarch
Keterpurukan rating The King: Eternal Monarch dipandang pengamat budaya Korea sebagai hasil dari kegagalan cerita, mulai dari penempatan fokus narasi, hingga keruwetan ide yang membuat penonton enggan bertahan.
Kritikus budaya Korea, Ha Jae-gun mengatakan kepada Yonhap, konsep cerita cinta lintas dunia paralel yang diusung The King: Eternal Monarch sulit dipahami penonton.
"Ini adalah drama romantis, tetapi cinta antara dua peran utama tidak berada di garis depan," kata kritikus budaya Ha Jae-geun.
"Cerita ini diungkap dengan ritme yang relatif lambat dan dunia paralel terlalu rumit untuk dipahami," lanjutnya.
Padahal, The King: Eternal Monarch semula adalah drama yang dinanti pada 2020. Apalagi, drama ini merupakan momen kembali dari aktor kenamaan Lee Min-ho setelah vakum tujuh tahun dan lepas wajib militer pada April 2019.
Bukan hanya menggandeng Lee Min-ho, drama ini juga menggaet Kim Go-eun yang telah sukses di sejumlah drama, seperti Cheese in the Trap dan Goblin. Nama Kim Go-eun pun sudah dikenal publik internasional berkat sejumlah drama itu.
The King: Eternal Monarch juga tergolong drama dengan bujet besar. Bahkan drama garapan Studio Dragon yang juga menggarap Crash Landing on You itu juga menggandeng Netflix, layanan streaming raksasa dunia.
Namun segala amunisi untuk menjadi drama terpopuler itu tinggal asa. Sejak dirilis pada 17-18 April lalu, drama ini konsisten mendapatkan rating yang terus menurun di tiap episodenya.
Dimulai dengan capaian 11,4 persen dan 11,6 persen pada episode 1-2, rating perlahan turun di tiap pekan penayangan hingga terperosok pada 6,3 persen pada episode 9 yang tayang Jumat (15/5).
Kisah drama ini yang menceritakan asmara antar dua alam semesta paralel, Kerajaan Corea yang fiktif dengan negara yang mirip dengan Korea Selatan di era saat ini.
Namun cerita dan 'amunisi' yang sudah disiapkan rupanya tumpul kala menghadapi penonton. Impian bisa membuat dialog, lelucon, atau gaya drama ini bisa melekat di benak penonton seperti pada drama romantis Kim Go-eun sebelumnya kini hanya sebatas ilusi.
Justru, drama ini terus menuai kecaman dan kontroversi. Terutama terkait dengan adegan berkonten sejarah di dalamnya.
Seperti pada adegan yang menggambarkan menara bangunan istana kayu Kerajaan Corea lebih bernuansa Jepang dibanding Korea. Atau, kala kapal militer Jepang modern lebih mirip kapal militer Korea Selatan.
Bukan hanya itu. Drama ini juga menuai kritikan dan nyinyiran netizen karena dianggap terlalu 'ngiklan'. Penonton menganggap penempatan iklan melalui penempatan produk terlalu sering dan berlebihan.
"Sulit menemukan percakapan yang cerdas, kreatif, dan soundtrack yang menarik di The King, yang telah disajikan penulis sejauh ini," ujar Ha Jae-geun, dikutip dari Yonhap.
"Saya pikir acara ini perlu lebih fokus pada romansa dan mempercepat alurnya untuk menarik lebih banyak penonton di episode yang tersisa." tambahnya.
The King Eternal Monarch masih menyisakan enam episode yang dijadwalkan rampung pada 5-6 Juni mendatang.