Amelia Hapsari, Dokumenter dan Keberagaman the Academy

CNN Indonesia
Kamis, 02 Jul 2020 10:35 WIB
Nama Amelia Hapsari menjadi pembicaraan setelah tercantum sebagai anggota organisasi penyelenggara ajang Piala Oscar, the Academy of Motion Picture Arts and Sciences (AMPAS). Namanya tertulis jelas pada situs resmi AMPAS yang diumumkan Rabu (1/7).
Berawal dari kecintaan dan perjuangan mengenalkan dokumenter Indonesia juga Asia Tenggara ke dunia, Amelia Hapsari kini masuk menjadi anggota The Academy. (Dok.Pribadi)
Jakarta, CNN Indonesia --

Nama Amelia Hapsari menjadi pembicaraan setelah tercantum sebagai anggota organisasi penyelenggara ajang Piala Oscar, Academy of Motion Picture Arts and Sciences (AMPAS). Namanya tertulis jelas pada situs resmi AMPAS yang diumumkan Rabu (1/7).

Sineas kelahiran Semarang ini tertulis sebagai anggota AMPAS pada bagian film dokumenter. Ia disebutkan terlibat dalam film dokumenter Jadi Jagoan Ala Ahok (2012) dan Rising from Silence (2016).

Menengok ke belakang, Amelia terbilang bukan orang baru di dunia perfilman terutama dokumenter. Pada 2012, ia bergabung dengan organisasi non-profit yang fokus pada pengembangan film dokumenter di Indonesia bernama In-Docs. Di sana, ia menjabat sebagai Program Director hingga saat ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Organisasi yang ia pimpin itu membangun jaringan dengan pasar film dokumenter internasional sejak 2015. Karena pasar film dokumenter sendiri hampir tidak ada di Asia Tenggara, maka salah satu jalan yang bisa kita tempuh untuk mengembangkan film dokumenter di Indonesia adalah menghasilkan film-film yang berorientasi pasar internasional dan kemudian didanai dan didistribusikan di pasar internasional.

"Di Asia Tenggara banyak talenta dan cerita, tapi pendanaan dan distribusi minim. Demikian juga dunia internasional amat jarang melihat film dokumenter dari Asia Tenggara sebelumnya, karena tidak terhubung," kata Amelia kepada CNNIndonesia.com melalui telepon, Rabu (7/1) sore.

Niat In-Docs untuk menghubungkan film dokumenter Asia Tenggara dengan industri internasional ini diketahui dan disambut positif Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Mereka kemudian bekerja sama menggelar Docs By The Sea, forum global yang menghubungkan pembuat film dokumenter Indonesia, Asia Tenggara, dan investor film dokumenter internasional.

[Gambas:Youtube]

Pada penyelenggaraan pertama Docs By The Sea pada 2017, ada 30 calon film yang dipresentasikan kepada para pendonor, jaringan televisi global, dan film festival dari seluruh dunia di Bali. Tujuannya agar calon-calon film itu mendapat dana dan didistribusikan ke dunia internasional.

Sampai 2019, Docs By The Sea terhitung mendukung 74 calon film dokumenter dan menyalurkan pendanaan yang berasal lebih dari 40 pemberi dana. Upaya tersebut menghasilkan 20 film yang berhasil diproduksi serta masuk ke 88 festival film di seluruh dunia, serta sebanyak 9 film ditayangkan secara global.

Amelia menyebut semua capaian itu terbilang signifikan dalam meningkatkan ketenaran film dokumenter Asia Tenggara. In-Docs pun disebut telah dianggap sebagai salah satu pihak penting dalam upaya mendukung talenta sineas Asia Tenggara.

"Ini yang membuat rekan-rekan In-Docs di industri film dokumenter internasional berusaha menominasikan saya sebagai anggota The Academy," kata Amelia.

"Saya dianggap bisa mengenali bakat dokumenter yang berstandar internasional, sehingga saya dianggap pantas menjadi anggota the Academy,"

"Dan diharapkan kalau ada voting, kemungkinan, saya diharapkan menominasikan talenta atau film dari Asia Tenggara,"

[Gambas:Youtube]

Sinyal Positif

Amelia menilai kehadiran dirinya sebagai anggota the Academy bisa membuat organisasi prestise tersebut lebih beragam, dari segi nominasi Oscar yang dalam hal ini adalah film dokumenter, dan berwarna dari segi ras atau etnis sineas yang terlibat.

Ia beranggapan hal itu sesuai dengan semangat industri film dokumenter internasional. Beberapa tahun terakhir, ada sejumlah panggota The Academy yang berupaya penuh kesadaran untuk menominasikan sineas-sineas Asia atau sineas negara dunia bagian ketiga sebagai anggota The Academy.

Dalam peraturan AMPAS, ada dua cara untuk bisa menjadi anggota The Academy. Pertama, sineas akan otomatis menjadi anggota bila film yang ia garap masuk nominasi Oscar. Kedua, sineas disponsori dua anggota the Academy kemudian akan diseleksi.

Amelia mengingat, pada April lalu, rekannya yang bernama Joanna Natasegara meminta profil dan biodatanya. Ketika ditanya untuk apa, Joanna menjelaskan ia hanya ingin mengenalkan Amelia dengan seseorang. Tidak membahas sedikit pun soal The Academy.

Perempuan bergelar Master of Arts ini tidak berekspektasi apa-apa setelah berkomunikasi dengan Joanna lewat email. Terlebih, Joanna tidak memberi kabar lebih lanjut setelah satu tahun dua bulan.

"Tadi saya nanya ke Joanna, dia mengaku menominasikan saya sebagai anggota the Academy. Tapi saya tidak tahu siapa orang lain yang menominasikan saya, itu kan harus ada dua orang," kata Amelia.

"Kemudian tadi pagi pukul 07:00 WIB, ada pesan Facebook dari Lisa Hasko, dia Director of Artist Development Film Independent. Dia memberi saya selamat, saya tahu menjadi anggota the Academy pertama kali dari dia,"

Sudah pasti Amelia merasa senang menjadi anggota The Academy. Namun di sisi lain ia merasa sedih karena film dokumenter Indonesia kurang mendapat apresiasi di negeri sendiri.

[Gambas:Instagram]

Lebih dari itu, Amelia menegaskan bahwa menjadi anggota the Academy bukanlah pencapaian atau kebanggaan. Melainkan tanggung jawab untuk memperjuangkan semakin beragamnya nominasi Oscar dan semakin terwakilinya sineas-sineas dari dunia ketiga atau dari kalangan minoritas.

Ia juga tidak melihat kesempatan ini sebagai beban karena diduga menjadi orang Indonesia pertama yang menjadi anggota the Academy. Amelia menganggap status anggota ini sebagai bonus karena bekerja dengan tulus memajukan film dokumenter Asia Tenggara.

"Katanya saya orang Indonesia pertama yang menjadi anggota the Academy, banyak yang bilang demikian. Tapi saya enggak tahu pasti karena enggak bisa dicek, the Academy sangat tertutup, yang dimumkan hanya anggota baru," kata Amelia.

"Saya harap ini sinyal positif bagi pembuat film di Indonesia dan dunia bahwa the Academy mulai beragam. Kemarin Parasite menang, berarti memungkinkan bahwa pemenang film Oscar bukan film dari Amerika Serikat."

(adp/end)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER