Sebuah dokumen pengadilan terkait gugatan Meghan Markle-Harry terhadap media Inggris menyebut bahwa mantan aktris itu tak dilindungi kala ia masih di bawah naungan Istana.
Meghan Markle dan Harry menuntut sejumlah media yang berada di bawah naungan Associated Newspapers Limited atas pembocoran surat darinya kepada ayahnya, Thomas, dan diterbitkan di The Mail on Sunday.
Meghan dan Harry mengirim surat kekecewaan mereka kepada pemimpin redaksi the Sun, Daily Mail, Mirror, dan Express pada April lalu dan menyatakan "tak ada pembenaran dan tak akan ada keterikatan" dengan tabloid tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baru-baru ini, seorang sumber dekat Meghan-Harry mengatakan kepada ET bahwa kasus tersebut berpusat pada konflik yang muncul akibat surat pribadi bertulis tangan yang ditulis Meghan kepada Thomas.
"Pelanggaran besar terhadap hak privasi siapa pun, ini jelas, dan melanggar hukum," kata sumber tersebut yang juga menyebutkan Meghan merasa hak privasinya telah dilanggar.
Menurut dokumen pengadilan yang dicek oleh ET, Markle menentang permintaan tim media Istana Kensington untuk tetap tak berkomentar terkait pemberitaan dirinya dengan ayahnya yang seliweran di berbagai tabloid Inggris.
Meghan yang kala itu masih dalam kondisi hamil disebut ingin bersuara untuk membela dirinya atas pemberitaan tersebut.
Dokumen itu juga mengutip sejumlah pengakuan teman Meghan Markle yang menyebut mereka "tak pernah melihat Meghan dalam kondisi ini sebelumnya"
Selain itu mereka "amat khawatir dengan kesejahteraannya, terutama karena ia sedang hamil, tak terlindungi oleh Istana, dan dilarang dari membela dirinya sendiri."
Sebagai tambahan, dokumen itu juga tercantum klaim yang menyebut bahwa "hal itu diamanatkan oleh [Tim Komunikasi Istana Kensington] bahwa seluruh teman dan keluarga [Markle] harus mengatakan 'tak berkomentar' ketika didekati oleh media manapun, meski ada informasi yang salah tentangnya di tabloid Inggris,"
![]() |
"Rasa frustrasi yang berada di antara teman-temannya membuat semua orang diam, karena tampaknya pihak-pihak yang kemudian disebut sumber mampu menyebarkan kabar yang salah," demikian isi dokumen tersebut.
"Sementara orang yang tahu betul tentang Meghan diminta untuk tetap diam,"
ET menyebut sebagian besar dokumen tersebut juga mengacu pada pemberitaan oleh People yang menyebut wawancara anonim dengan sejumlah teman dekat Meghan Markle yang membelanya atas beragam kabar di Inggris.
Markle mengklaim bahwa dirinya tak menyadari bahwa teman-temannya berbicara kepada People mengenai ayahnya atau surat yang ia tulis kepada Thomas itu.
Dokumen itu mengklaim bahwa Meghan diberitahu tentang artikel tersebut oleh Harry di hari ketika artikel itu terbit dan dia tak mengetahui identitas temannya tersebut hingga beberapa waktu kemudian.
Selain itu, tertulis lebih lanjut bahwa Meghan Markle percaya bahwa keputusan Istana untuk tetap diam menjadi dorongan teman-temannya untuk berbicara kepada People.
"Mungkin karena alasan ini, serta kekhawatiran tentang kelembagaan media oleh tabloid Inggris, bahwa sejumlah temannya memilih untuk buka suara, dan mereka melakukannya secara anonim," tulis dokumen tersebut, dikutip dari ET.
Hubungan panas antara Harry-Meghan Markle dengan media di Inggris sudah dimulai kala keduanya akan menikah, terutama ketika skandal pengarangan foto oleh ayah Meghan, Thomas, terbongkar ke publik.
Kala itu, Thomas diketahui mengarang cerita paparazi menguntit dirinya berkegiatan jelang pernikahan. Tindakan itu kemudian terbongkar bahwa Thomas dan sang paparazi sudah menjalin kerja sama.
Sejak saat itu pula, kehidupan Meghan Markle menjadi bahan berita bagi banyak media selama berbulan-bulan, bahkan hingga mereka sudah menikah dan memiliki anak.
Harry bahkan sempat menuntut sejumlah media Inggris yang menyebarkan surat dari adik Pangeran William itu kepada ayah Meghan.
Meski memblokir sejumlah media besar Inggris pada April lalu, Harry-Meghan menyebut keputusan mereka itu tidak berlaku bagi semua media dan mereka akan terus bekerja sama dengan wartawan di seluruh dunia.