Sajak Sapardi Djoko Damono Bakal Diangkat Jadi Musikal Puisi

CNN Indonesia
Minggu, 19 Jul 2020 18:35 WIB
Sapardi Djoko Damono, sastrawan yang dikenal melalui berbagai puisi-pusinya yang menggunakan kata-kata sederahana. CNN Indonesia/Safir Makki
Sastrawan Agus Noor berinisiatif mengangkat sajak-sajak Sapardi menjadi musikal puisi sebagai bentuk penghormatan terhadap sang maestro penyair Tanah Air. (Foto: CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Beberapa puisi karya Sapardi Djoko Damono bakal diangkat menjadi musikal puisi. Musikal puisi ini merupakan bentuk penghargaan sekaligus juga penghormatan bagi sang penyair yang baru saja berpulang pada Minggu (19/7).

Musikal puisi Sapardi tersebut diinisiasi oleh sastrawan yang juga akrab dengan dunia teater, Agus Noor. Ia mengungkapkan, musikal puisi ini sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun lalu.

Bahkan menurut Agus Noor, sudah mendapat izin dari mendiang Sapardi yang tutup usia pada umur 80 tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami sudah ngobrol sejak tahun lalu, sejak September. Waktu itu niatnya untuk 80 tahun Pak Sapardi. Beliau setuju. Rencananya pada bulan Juni, tetapi pandemi datang, jadi tertunda," cerita Agus kepada CNNIndonesia.com, Minggu (19/7).

Agus menjelaskan, musikal puisi ini bakal merangkum sajak-sajak Sapardi yang dikemas menjadi sebuah cerita dengan konsep musikal. Cerita yang diangkat bukan 'Hujan Bulan Juni' yang sudah populer, melainkan puisi-puisi Sapardi yang berangkat dari taman.

Semasa hidup, Sapardi banyak melahirkan sajak-sajak yang terinspirasi dari unsur-unsur di taman. Adegan dan percakapan menurut Agus Noor, bakal dibangun dari bait-bait puisi tersebut.

"Ide dasarnya dari banyak sekali puisi-puisi Sapardi yang quotable dan dijadikan dialog. Saya berangkat dari seorang laki-laki tua yang setiap hari duduk di taman menunggu seseorang yang dicintainya," ucap Agus.

Rencananya, musikal puisi itu bakal diproduseri oleh Happy Salma. Agus dan Happy kini tengah berdiskusi mengenai kelanjutan produksi musikal puisi Sapardi tersebut.

"Kalau jawaban Happy, dia bersemangat karena kami seperti utang janji untuk mewujudkannya. Kalau bisa tahun ini," tutur penulis yang baru saja melahirkan buku 'Kisah-kisah Kecil dan Ganjil' tersebut.

Agus mengaku sudah lama dekat dengan sosok Sapardi. Sebagai seorang pribadi, Agus menilai Sapardi merupakan tokoh yang ramah dan mampu bergaul dengan semua kalangan.

Sapardi Djoko Damono sedang menandatangani buku Hujan Bulan Juni untuk salah satu penggemar. Sang legendaris sastrawan ini dikenal banyak orang melalui karya puisi-puisi nya. Sapardi Djoko Damono  juga berprofesi sebagai Guru besar pensiun Universitas Indonesia (sejak 2005) dan Guru besar Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta (IKJ) tahun 2009.Jakarta. Selasa 12 April 2016.CNN Indonesia/Andry NovelinoSapardi Djoko Damono saat sedang menandatangani buku Hujan Bulan Juni untuk salah satu penggemar pada 2016 silam. (Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino)

Di usia yang tak lagi muda dan menyandang status maestro, Sapardi tak pernah menyombongkan diri, terlebih pelit ilmu.

Sedangkan sebagai seorang penyair, Agus menilai Sapardi merupakan sosok penting di Indonesia yang mampu menyuarakan kegelisahan masyarakat. Puisi Sapardi mewakili perasaan, hasrat, kerinduan, mimpi, serta kegelisahaan, yang mampu diterima baik di tengah masyarakat.

"Jarang sekali penyair yang karyanya bisa diterima dan Pak Sapardi mampu mengartikulasikan itu," ungkap Agus.

Sebelumnya, puisi-puisi Sapardi juga telah dilagukan oleh duo musisi dengan nama panggung AriReda. Beberapa sajak yang dijadikan musikalisasi puisi oleh Ari Malibu dan Reda Gaudiamo di antaranya Hujan Bulan Juni, Kuhentikan Hujan, Gadis Kecil, Aku Ingin, Pada Suatu Hari Nanti dan di Restoran.

(ptj/nma)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER