Project Power cukup menarik perhatian sejak trailernya dirilis layanan streaming Netflix pada pertengahan Juli lalu. Mengusung tema pahlawan super, film ini memiliki cerita yang berbeda ketimbang film pahlawan super kebanyakan.
Secara garis besar film yang dirilis pertengahan Agustus ini mengisahkan pil yang beredar secara misterius di New Orleans, Amerika Serikat. Orang yang mengonsumsi pil itu akan memiliki kekuatan super selama lima menit.
Anggota Kepolisian Daerah New Orleans, Frank Shaver (Joseph Gordon-Levitt), resah dengan peredaran pil yang dijuluki Power itu. Pasalnya banyak orang yang menggunakan kekuatan super untuk melakukan kejahatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di saat bersamaan, veteran bernama Art (Jamie Foxx) merasakan hal yang sama dengan Frank. Ia ingin memburu pembuat pil Power untuk menyelamatkan anak satu-satunya yang dijadikan 'kelinci percobaan'.
Hal yang menarik dari film ini adalah bahwa semua orang bisa memiliki kekuatan super. Jauh berbeda dengan film pahlawan super, yang mana hanya orang-orang tertentu atau mengalami kejadian tertentu untuk memiliki kekuatan super.
Terlebih, setiap orang tidak tahu kekuatan apa yang mereka miliki sebelum mengkonsumsi pil Power. Kemudian kekuatan itu hanya bisa digunakan selama lima menit, tidak kurang dan tidak lebih.
Aktor Rodrigo Santoro yang memerankan karakter Biggie merasa bahwa Project Power memiliki cerita yang sangat baru dan segar. Atau dengan kata lebih lebih eksploratif ketimbang film pahlawan super lain.
Meski begitu, Santoro merasa bahwa Project Power bukanlah film pahlawan super. Menurutnya Project Power adalah film yang bercerita tentang kekuatan super pada orang-orang biasa.
"Saya menyukai premis film ini dan bagaimana (Biggie) ditampilkan dalam film ini. Saya juga merasa film ini akan menyenangkan, karakter yang saya perankan melewati transformasi luar biasa yang belum pernah alami," kata Santoro saat jumpa media virtual beberapa waktu lalu.
Biggie sendiri ditampilkan sebagai karakter antagonis dari awal sampai akhir film Project Power. Namun ia tidak sepenuhnya jahat dan tidak bisa dikategorikan sebagai penjahat super karena sejatinya ia hanya menuruti perintah atasan.
Begitu pula dengan karakter protagonis, Frank dan Art, yang tidak sepenuhnya baik. Mereka diperlihatkan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan, seperti membunuh atau menyakiti orang lain dengan sadis.
Mengacu pada hal tersebut, semua karakter dalam film ini abu-abu. Tidak ada yang benar-benar baik dan benar-benar jahat, dan itulah yang menjadi salah satu alasan tertarik membintangi film ini.
"Jujur saya mengira (karakter yang saya perankan) akan menyenangkan dan saya sempat berhenti akting beberapa tahun karena sekarang menjadi seorang ayah, saya ingin menghabiskan banyak waktu dengan anak saya," kata Joseph.
Ia melanjutkan, " Ketika saya membaca naskah, mengetahui akan ada Jamie Foxx dan akan pergi ke New Orleans, film ini sudah pasti akan menyenangkan. Kemudian saya terlibat dan benar menyenangkan."
Lebih lanjut, Foxx merasa bahwa orisinalitas film Project Power terjaga lantaran syuting di tempat yang memang menjadi latar tempat cerita. Ia sendiri jarang terlibat dalam film yang syuting di lokasi yang menjadi bagian dari cerita.
"New Orleans memiliki nuansa tersendiri, seperti nuansa yang bisa merasuki diri kalian, membuat kalian benar-benar merasa luar biasa. Ketika bisa menampilkan suatu kota (dalam film) apa adanya itu menjadi karakter," kata Foxx.
(adp/end)