Review Film: An Easy Girl

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Kamis, 27 Agu 2020 21:00 WIB
Review An Easy Girl menilai film ini bisa membangkitkan rasa rindu untuk segera berlibur ke pantai.
An Easy Girl mengisahkan petualangan Sofia (Dehar) dan Naima (Mina Farid) menjalani liburan musim panas di tempat tinggal mereka, Cannes, Prancis. (dok. Les Films Velvet via imdb)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pantai, laut, yacht, summer vibes, dan summer fling. Hanya itu yang bisa merasuk dalam pikiran saya ketika menyaksikan An Easy Girl, film rilisan 2019 karya Rebecca Zlotowski yang tengah beredar kini di Netflix.

Sisanya, saya nyaris tak bisa merasakan emosi dari film ini. Justru, saya yang menjadi emosi karena film ini kelewat datar dan hanya menjual keelokan tubuh Zahia Dehar serta strateginya diajak kencan pria -berumur- tajir yang liburan di Cannes, Prancis.

An Easy Girl mengisahkan petualangan Sofia (Dehar) dan Naima (Mina Farid) menjalani liburan musim panas di tempat tinggal mereka, Cannes, Prancis. Kota tepi Laut Mediterania itu memang jadi sasaran para turis kala liburan musim panas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Liburan itu berlangsung setelah Naima berulang tahun ke-16. Sementara itu, Sofia yang merupakan sepupu Naima dan berusia enam tahun lebih tua ikut memberikan hadiah sebuah tas Chanel yang mahal.

Naima percaya ucapan Sofia bahwa tas itu dibeli dari usah "jerih payah" perempuan tersebut. Meskipun, tak banyak diketahui pekerjaan Sofia selain kegemarannya menghabiskan malam di klub dan adegan ia berbincang dengan sejumlah gadun di tempat itu.

Naima sejak dulu mengidolakan Sofia yang baru setahun kehilangan ibunya.

An Easy Girl (Une fille facile)dok. Les Films Velvet via imdb.An Easy Girl mengisahkan petualangan Sofia (Dehar) dan Naima (Mina Farid) menjalani liburan musim panas di tempat tinggal mereka, Cannes, Prancis. (dok. Les Films Velvet via imdb)

Bagi Naima, Sofia amat menjalani kehidupan dengan menyenangkan dan tanpa tekanan. Hal itu amat berbeda dengan Naima yang selalu di bawah arahan ibunya untuk mencapai target pendidikan atau pekerjaan tertentu.

Namun liburan musim panas pertama Naima memasuki fase dewasa muda dengan Sofia rupanya membuka warna lain di balik cerah ceria Cannes.

Terutama, ketika mereka berdua bertemu dengan dua pria berumur dan kaya dari Isle of Man yang liburan dengan yacht, Andres (Nuno Lopez) serta Philippe (Benoit Magimel).

Sejak awal, sutradara Rebecca Zlotowski dengan jelas menunjukkan perbedaan yang amat kontras antara Sofia dengan Naima.

Sofia, dengan gaya dan penampilan juga tingkah laku serta kegemarannya dengan dunia malam, Zlotowski jelas terasa membuat citra yang negatif akan karakter tersebut.

Sementara itu, Naima digambarkan sebagai remaja yang polos, naif, dan 'baik-baik'. Naima selalu mengikuti kata ibunya, memiliki segudang rencana pendidikan juga karier, serta lelaki yang akrab dengannya hanyalah sobatnya yang gay, Dodo.

An Easy Girl (Une fille facile)dok. Les Films Velvet via imdb.Naima selalu mengikuti kata ibunya, memiliki segudang rencana pendidikan juga karier, serta lelaki yang akrab dengannya hanyalah sobatnya yang gay, Dodo. (dok. Les Films Velvet via imdb)

Begitu pula ketika Zlotowski menampilkan Philippe dan Andres. Kedua lelaki ini seperti cerminan Naima dan Sofia. Philippe memiliki prinsip yang mirip dengan Sofia, sedangkan Andres terkesan setipe dengan Naima.

Akan tetapi, seiring perjalanan cerita, karakter kedua pasang tokoh tersebut berubah. Zlotowski mematahkan sendiri citra yang ia tampilkan sejak awal. Seolah, Zlotowski mengatakan "don't judge a book from its cover".

Masalahnya, perubahan karakter tersebut terasa tak selaras dengan alur cerita. Tak ada bagian cerita yang dengan signifikan membuat dan menunjukkan karakter Philippe ternyata masih memiliki prinsip, atau Naima yang menyimpan sisi liar.

Hal itu yang kemudian membuat pengembangan karakter para tokoh tersebut terasa begitu hambar. Sehambar cerita film ini.

Saya sepenuhnya sadar bahwa film ini berasal dari Prancis dan biasanya memiliki alur yang lambat.

Namun alur lambat dalam film ini amatlah membosankan karena emosi yang tak sampai ke penonton dan cenderung datar, bahkan ketika adegan ranjang yang mestinya panas bergelora dan menaikkan 'mood'.

An Easy Girl (Une fille facile)dok. Les Films Velvet via imdb.Philippe memiliki prinsip yang mirip dengan Sofia, sedangkan Andres terkesan setipe dengan Naima.
(dok. Les Films Velvet via imdb)

Selain itu, konflik cerita yang ada dalam film ini juga anehnya terasa teredam, entah karena Dehar dan Farid yang gagal menyampaikan pesan emosi, atau karena perlakuan Zlotowski yang berusaha sehalus mungkin menyiratkan emosi dalam film.

Pengembangan cerita yang minim pada film ini akhirnya membuat An Easy Girl semudah itu terlupa dalam benak begitu bagian kredit muncul di akhir film.

Saya pun merasa seperti membuang-buang 92 menit hanya untuk menyaksikan cerita cinta summer fling yang sebenarnya juga gagal membuat saya hanyut dan terkesan.

Meski begitu, film ini terbilang memanjakan mata. Apalagi dengan lanskap Cannes yang lengkap beserta pantai, deburan ombak dengan laut bersih, yacht, siraman cahaya matahari yang hangat, juga keseruan kala berkumpul dengan teman-teman hingga tengah malam tanpa takut ada corona.

Jelas, menyaksikan film An Easy Girl kala pandemi yang belum kunjung usai ini kembali membangkitkan rasa rindu untuk segera berlibur pergi jauh dari hiruk-pikuk kota dan pekerjaan, dan berjemur di tepi pantai sembari menikmati minuman dingin.

[Gambas:Youtube]



(end)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER