Meghan Markle menjadi bangsawan modern pertama yang menggunakan hak suaranya dalam pemilihan umum presiden Amerika Serikat 2020.
Kabar ini pertama kali tersebar setelah E!News mengonfirmasi bahwa Markle menggunakan hak suaranya. Namun, belum diketahui pasti Markle memberikan suaranya melalui surat via pos atau langsung ke tempat pemungutan suara.
Saat ini, Meghan dan suaminya, Pangeran Harry, sendiri tinggal di kota tepi pantai, Santa Barbara, California.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum kabar ini beredar, Markle memang kerap membahas betapa penting ambil bagian dalam pemilu. Ia juga terus mengajak pemilik hak suara untuk berpartisipasi dalam pemilu.
Markle juga pernah mengungkapkan kebahagiaannya ketika mengetahui calon presiden Joe Biden memilih Kamala Harris sebagai wakilnya. Ia mengungkapkan perasaan itu ketika bertemu aktivis Gloria Steinem saat kerja sukarela pada September lalu.
"Saya sangat senang melihat ada representasi di sana. Bagi saya, menjadi birasial, entah itu boneka atau karyawan di kantor, kamu perlu melihat seseorang yang terlihat sepertimu dalam kapasitas tertentu," ucap Markle kala itu.
Dalam kesempatan tersebut, Markle juga mengingatkan Gloria untuk menggunakan suaranya dalam Pilpres AS 2020.
Seluruh aktivitas dan aspirasi Markle terkait pilpres AS 2020 kemungkinan besar tak bisa tersalurkan jika dia dan Pangeran Harry tidak mundur dari posisi mereka sebagai anggota resmi kerajaan Inggris pada Maret lalu.
Keluarga kerajaan Inggris memilih netral secara politik sejak beberapa dekade lalu. Mereka akan dianggap melanggar konstitusi jika tak netral.
Meski mundur dari jabatan resmi keluarga kerajaan, Markle dan Harry tetap mempertahankan gelar bangsawan mereka. Ratu Elizabeth juga tetap menganggap mereka sebagai bagian dari keluarganya.
Sementara itu, saat ini AS masih menanti hasil penghitungan suara dalam pemilu yang diperkirakan bakal mundur dari jangka waktu biasanya akibat pandemi Covid-19.
Untuk menghindari kerumunan, pemerintah AS memungkinkan pengiriman surat suara melalui pos sehingga warga tak harus mengantre di tempat pemungutan suara.
Seperti dikutip dari kantor berita Anadolu, data Proyek Pemilu AS mengungkap hampir 60 juta orang memilih lewat surat suara. Proses penghitungan surat suara ini akan memakan waktu lebih lama daripada pemungutan suara secara langsung.
Secara keseluruhan, lebih dari 94 juta warga AS sudah memakai hak suaranya melalui berbagai cara di pemilu awal menjelang hari penghitungan suara pada Selasa (3/11) waktu setempat.
Berdasarkan hasil proses penghitungan awal, Partai Demokrat masih menguasai 45,5 persen suara, sementara Partai Republik 30,4 persen.
(chri/has)