"Hei, perempuan gila! Kau mau menghancurkan hidupmu? Apakah kamu baru akan sadar jika saya mati?"
Kata-kata tersebut terlontar dari mulut seorang ayah bernama Sung Dong-il saat putri sulungnya, Bo ra, tiba di rumah dengan wajah cemong setelah ikut serta dalam demonstrasi.
Momen tersebut menjadi salah satu adegan ikonis dalam Reply 1988, drama Korea yang merekam kehangatan kehidupan berkeluarga dan bertetangga di Korea Selatan di akhir medio 1980-an.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada periode tersebut, Korea Selatan memang sedang dalam masa-masa peralihan yang panas, di mana demonstrasi merajalela.
Lihat juga:Hyeri Rayakan Lima Tahun Reply 1988 |
Kehadiran karakter Bora dianggap dapat menjadi potret tepat untuk menggambarkan pergeseran peran perempuan di era tersebut.
Namun tak hanya Bora, Reply 1988 memang menyuguhkan karakter-karakter utama perempuan kuat yang tak hanya berpangku tangan menunggu bantuan ketika masalah menerpa.
Dosen Sastra Korea Universitas Indonesia, Eva Latifah, kehadiran tokoh-tokoh perempuan tangguh ini memang berkaitan dengan pergeseran peran yang mau tak mau harus terjadi di masa itu.
"Mereka masih ada Korea tradisional, tapi mulai ada pergeseran dari peran perempuan. Mulai ada perempuan yang pintar, dan yang mulai belajar," kata Eva saat dihubungi melalui sambungan telepon beberapa waktu lalu.
"Saya melihatnya itu menggambarkan apa adanya perempuan pada masa itu. Tidak ada unsur feminisme, tapi memang ada sedikit perubahan [dari segi peran]."
Bicara soal perempuan kuat di Reply 1988 memang tak bisa lepas dari karakter Bo Ra. Kakak dari Deok Sun ini memang digambarkan sangat cerdas dan idealis.
Saat Deok-sun berpartisipasi dalam upacara pembukaan Olimpiade 1988 di Korsel, Bo Ra malah tak mau menonton, meski akhirnya ia mencuri dengar. Menurutnya, acara tersebut hanya membuang-buang duit rakyat yang masih kelaparan.
Ia juga tetap ikut berdemonstrasi meski sudah dilarang keras oleh ayahnya. Bo Ra pun berani menanggung risiko ketika ia sempat ditangkap karena berdemonstrasi.
![]() |
Ketika Bo Ra dihampiri intelijen di dekat rumahnya pada malam hari terkait demonstrasi, bukan ayahnya yang melindungi.
Sang ibunda pasang badan melindungi Bo Ra. Meski gemetar, ia melontarkan berbagai pembelaan agar anaknya tak dibawa.
Kekuatan Lee Il-hwa juga terlihat kala ia memberanikan diri meminta pinjaman ke tetangganya untuk membiayai karyawisata anak keduanya, Deok Sun.
Saat itu, suaminya sebenarnya sudah berdiri di depan pintu tetangga. Melihat suaminya ragu, Lee Il-hwa lah yang akhirnya masuk, meski akhirnya ia juga urung meminta bantuan.
![]() |
Dalam kesehariannya, Deok Sun memang dicap sebagai siswa terbodoh di lingkungannya. Hampir tiap semester, ia berada peringkat bontot di sekolah.
Namun di balik sifat petakilannya, Deok Sun merupakan sosok yang mandiri, penuh perhatian, dan paling bersemangat di tengah keempat sahabat laki-lakinya.
Sifat ini sangat terlihat dalam tindak tanduk Deok Sun dalam kesehariannya, terutama saat membantu salah satu sahabatnya, Choi Taek, pemain baduk internasional andal, tapi sangat lugu.
Saat bertanding di luar negeri, Taek dikenal sangat tidak ingin diganggu agar dapat berkonsentrasi. Ia bahkan tak mau makan jika masih ada pertandingan.
Hanya Deok Sun yang dapat memaksa Taek makan. Deok Sun pula yang mengurus semua keperluan Taek ketika hotel tempat mereka menginap sangat tak memadai untuk menjaga konsentrasi sahabatnya itu.
Dalam salah satu adegan kilas balik, Deok Sun juga terlihat menggendong Taek saat kakinya sedang terkilir, sementara teman-temannya lelaki yang lain hanya membantu membawakan barang.
Saat adik laki-lakinya, No Eul, tampak tertekan hingga hampir menangis di tengah pacar dan teman-temannya, Deok Sun langsung membela. Pertengkaran pun tak terhindarkan hingga Deok Sun dibawa ke kantor polisi.
![]() |
Kim Sun-young juga menjadi salah satu potret perempuan tangguh dalam Reply 1988 dengan perannya sebagai ibu tunggal untuk Sun-woo dan Jin-joo.
Sejak suaminya meninggal dunia, Sun-young berusaha keras menghidupi anak-anaknya. Sekalipun banyak yang menawarkan bantuan, tapi Sun-young berupaya keras untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.
Dengan tangannya yang sering terkilir, Sun-young tetap bekerja paruh waktu demi mengumpulkan pendapatan tambahan meski sudah dilarang oleh Sun-woo.
Ia juga sempat tak mau menerima bantuan ketika terancam kehilangan rumah peninggalan suaminya yang bakal dilelang oleh ibu mertuanya.
![]() |
Saat Sun-young kesulitan, Ra Mi-ran lah orang yang selalu menawarkan bantuan. Sebagai salah satu orang yang hidup berkecukupan di antara tetangga-tetangganya, sang Mama Cheetah selalu membantu ketika temannya kesulitan.
Sebelum hidup berkecukupan, Mama Cheetah sebenarnya hidup paling sengsara di antara para tetangganya. Bersama suami dan kedua anaknya, Jung-bong dan Jung-hwan, ia tinggal di sepetak ruangan di bawah tanah.
Di tengah kemiskinan tersebut, Ra Mi-ran berjuang keras. Hanya lulus sekolah dasar, Ra Mi-ran sempat menjadi loper koran hingga bekerja serabutan di restoran.
![]() |
Meski tak bisa berbahasa Inggris, Ra Mi-ran ternyata pernah dikenal sebagai rentenir besar di Gohan dan bekerja untuk orang Jepang.
Kekuatan Ra Mi-ran ini membuat suaminya, Kim Sung-kyun, sangat kagum. Saat Jung-bong putus asa karena tak kunjung mendapatkan tempat kuliah, Kim Sung-kyun menasihati anaknya itu agar mencontoh Mama Cheetah.
"Ibumu adalah orang terhebat. Tidak perlu gelar. Apa gunanya selembar kertas? Ketika kamu baik terhadap orang lain dan bisa menghidupi diri sendiri, itu sudah cukup," katanya.
Ia menutup nasihatnya dengan berkata, "Ayah ingin kamu mengikuti ibumu, bukan ayah. Ibumu sangat luar biasa, bukan?"
(has)