Ada Food Estate, Petani di Sumba Tengah Makin Sejahtera

Advertorial | CNN Indonesia
Jumat, 12 Feb 2021 00:00 WIB
Kementerian Pertanian terus berupaya memperkuat ketahanan pangan nasional.
Foto: Dok. Kementan
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Pertanian terus berupaya memperkuat ketahanan pangan nasional. Hal ini diwujudkan salah satunya melalui pembangunan food estate di Desa Makatakeri, Kecamatan Katikutana, Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan keberhasilan program food estate tak lepas dari arahan Presiden RI Joko Widodo yang ingin pemerataan pangan di seluruh Indonesia.

"Kita harus mempersiapkan ketahanan pangan nasional. Salah satunya membangun food estate pada lokasi yang terkonsentrasi, sebagai upaya yang bisa dilakukan untuk pengadaan padi, jagung dan ternak. Lahan di sini 5.000 hektare dan akan ditambah menjadi 10 ribu. Semoga kita mampu menghadirkan ketahanan kita lebih kuat," ujar Syahrul.

Merespons hal ini, para petani di Desa Makatakeri pun menyambut antusias jalannya program food estate yang kini nampak tumbuh sumbur. Salah seorang petani, Dominggus mengaku senang program food estate sangat berdampak terhadap roda ekonomi keluarga karena biaya produksi bertani yang jauh lebih murah.

"Terima kasih kepada bapak Jokowi dan juga kepada Bapak Menteri (Syahrul Yasin Limpo) karena saya dibantu pupuk dan Alsintan (Alat mesin pertanian), sehingga bertanam dan panen jadi lebih cepat dan menghemat biaya," ungkapnya.

adv pemkotFoto: Dok. Kementan

Dominggus menjelaskan program food estate dapat menghemat biaya lantaran hanya membutuhkan proses tanam yang singkat. Sebelumnya, ia mengatakan proses tanam bisa memakan waktu hingga dua hari, namun kini jauh lebih singkat menjadi dua jam saja.

Di samping itu, dahulu Dominggus menyebut juga tak pernah menggunakan pupuk saat bertani karena terkendala biaya dan ongkos pengambilan yang mahal.

"Biasanya dulu tanam memakan waktu dua hari. Saya tak bisa apa-apa karena uang terbatas. Sekarang sudah dibantu pemerintah hanya dua jam. Belum lagi kami diberi bantuan pupuk. Saya berharap tahun depan food estate tetap berlanjut," katanya.

Manfaat yang sama pun dirasakan petani lainya, Joni Gombukada yang mengaku senang karena saat ini bisa memenuhi kebutuhan pokok hariannya hanya dengan bertani. Tak hanya bisa mendapat untung, diakui Joni, menjadi petani juga mampu menaikan kesejahteraan keluarga.

"Kalau dulu bertani kurang jadi, kalau sekarang lebih jadi lagi. Kalau dulu tidak pake pupuk, sekarang sudah ada pupuk dan traktor bantuan dari Pak Menteri. Kalau dulu sering padinya gagal panen, apalagi traktor sewa sekitar Rp 700 ribu. Sekarang sudah dibantu traktor pemerintah. Saya berharap tahun depan pemerintah tetap melanjutkan food estate," paparnya.

adv pemkotFoto: Dok. Kementan

Senada dengan Dominggus dan Joni, petani lainnya, Michel juga berharap agar pemerintah dapat mengembangkan food estate di NTT menjadi lebih luas dan masif. Terlebih menurut Michel, Kabupaten Sumba Tengah adalah lokasi subur, yang sektor pertaniannya masih memiliki potensi sangat besar.

"Di sini rata rata petani sekarang bisa menanam lebih cepat dan lebih efisien. Artinya kesejahteraan mereka juga mulai naik. Apalagi biasanya saya menghabiskan Rp 6 juta dari olah tanam sampai panen. Kalau sekarang kami dapat bantuan pupuk gratis. Jadi kami rasakan betul bantuan pemerintah. Secara pribadi saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada Kementan. Kami sangat bersyukur atas karunia Tuhan karena melalui Kementan kami terbantu," tandasnya.

Michel yang juga seorang tenaga harian lepas, berkisah dulu mereka harus antre menggunakan traktor. Maklumlah di Kabupaten Sumba Tengah hanya ada 10 unit traktor yang digunakan sesuai antrean. Namun setelah program food estate muncul, petani bisa lebih cepat bertanam.

"Dulu kami karena antre terlalu panjang, kadang gagal bertanam karena terlanjur masuk musim kemarau dan air kering. Kini bulan Januari kami sudah selesai olah tanah dan tanam," kata Michel.

(adv/adv)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER