Usut Rumor Bullying oleh Meghan, Istana Disebut Tebang Pilih
Keluarga Kerajaan Inggris disebut memiliki "standar ganda" karena tebang pilih memutuskan mengusut rumor perundungan Meghan Markle kepada staf Istana, sedangkan mereka tidak melakukan investigasi kala kasus Pangeran Andrew mencuat beberapa tahun lalu.
Salah satu penulis buku soal Meghan dan Harry yang bertajuk Finding Freedom, Carolyn Durrand, dalam wawancara dengan Sky News menilai bahwa Istana Buckingham memiliki "banyak standar ganda" atas perlakuan mereka kepada Meghan dibandingkan kepada Pangeran Andrew.
"Mengapa ada penyelidikan atas penindasan ini tetapi belum ada penyelidikan terhadap Pangeran Andrew dan tuduhan seputar Jeffrey Epstein dan para wanita yang membuat tuduhan tersebut?" kata Durrand, dikutip dari Hollywood Reporter yang rilis pada Kamis (4/3) waktu AS.
"Mengapa dia [Pangeran Andrew] tidak didesak untuk bekerja sama dengan otoritas AS? Mengapa kehormatan militer Pangeran Harry dicabut tetapi Pangeran Andrew belum?" lanjutnya.
Pada awal pekan ini, media Inggris The Times merilis artikel yang menyebutkan Meghan Markle dianggap telah melakukan perundungan kepada staf Istana kala ia masih menjadi bagian dari keluarga Kerajaan. Staf yang kini telah berhenti itu disebut dirundung hingga menangis.
Pihak Istana Buckingham kemudian memberikan pernyataan bahwa mereka akan melakukan penyelidikan internal terkait dugaan tersebut.
"Anggota staf yang terlibat pada saat itu, termasuk mereka yang telah meninggalkan Istana, akan diundang untuk berpartisipasi untuk melihat apakah ada hal yang bisa dipelajari," kata pihak Istana.
"Keluarga Kerajaan telah menerapkan kebijakan Martabat di Tempat Kerja selama beberapa tahun dan tidak akan mentolerir penindasan atau pelecehan di tempat kerja," lanjut mereka.
Juru bicara Meghan dan Harry membantah tuduhan tersebut. Dalam pernyataan ke ET, mereka menyebut tudingan itu "kampanye kotor yang dianggap ada berdasarkan informasi menyesatkan dan berbahaya".
Sementara itu, kasus Pangeran Andrew yang dimaksud oleh Durrand adalah ketika adik Pangeran Charles itu terseret kasus pedofilia dan prostitusi anak yang dilakukan oleh pebisnis Amerika Serikat, Jeffrey Epstein.
Pada 2008, Epstein ditangkap oleh Kepolisian Florida dengan tudingan telah melakukan kegiatan prostitusi anak. Tuduhan itu diajukan setelah pihak kepolisian melakukan investigasi sejak 2005.
Epstein yang dikenal sebagai konsultan keuangan terkemuka dan pemodal tajir itu dituding telah membayar sejumlah gadis di bawah umur untuk memuaskan nafsunya di rumahnya di kawasan Palm Beach, Florida, selama bertahun-tahun.
Penyelidikan tersebut cukup sulit dilakukan karena para korban, yang diduga melibatkan puluhan anak, menolak bersaksi akibat khawatir akan keselamatannya. Selain itu, Epstein dikenal sebagai sosok dengan pengaruh hukum yang luas.
Kasus Epstein tersebut juga menyeret Pangeran Andrew karena keduanya adalah sahabat dekat. Kedekatan keduanya bahkan membuahkan kritikan terus-menerus kepada anak Ratu Elizabeth II tersebut.
Bukan hanya itu, pada 2015, seorang pekerja seks di bawah umur bernama Virginia Roberts Guiffre mengaku dibayar 10 ribu poundsterling oleh Epstein agar ia berhubungan seks dengan Pangeran Andrew. Pihak Istana pun hanya menyebut kabar itu tidak benar.
Ketika Epstein meninggal pada 2019 di sel penjara, Pangeran Andrew mengaku masih tidak melihat sosok Epstein sebagai pelaku pedofilia dan prostitusi anak di bawah umur.
(end/end)